Waspada Banjir Pekan Depan, BMKG: Curah Hujan Tinggi karena 4 Fenomena

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.
Warga menyelamatkan harta benda dari banjir di Desa Meunasah Rambot, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (21/11/2023).
Penulis: Desy Setyowati
26/11/2023, 08.40 WIB

BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut ada empat fenomena yang mendorong curah hujan tinggi selama sepekan ke depan. Berikut daftar daerah yang berpotensi mengalami banjir ringan hingga menengah.

Pada hari ini, BMKG memperkirakan hujan lebat berpotensi terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Kemudian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Sementara itu, wilayah dengan potensi angin kencang yakni Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.

Berdasarkan perkiraan BMKG awal November, ada beberapa daerah yang berpotensi mengalami banjir pada akhir bulan ini hingga awal Desember. Berikut daftar daerah berpotensi banjir pekan depan:

  • Banten: Kota Tangerang Selatan, Lebak, Tangerang berpotensi banjir skala rendah
  • Jakarta: Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berpotensi banjir skala rendah
  • Jawa Barat: Bandung Barat khususnya Lembang, Cirebon, Majalengka, Kuningan, Purwakarta, Subang, Sumedang berpotensi banjir skala menengah. Sementara itu, Bandung, Bogor, Bekasi, Ciamis, Cianjur, Cirebon, Indramayu, Cimahi, Depok berpotensi banjir skala rendah.
  • Jawa Tengah: Banjar Negara, Blora, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kebumen, Kendal, Kudus, Magelang, Pati, Pemalang, Pekalongan, Purbalingga, Purworejo, Sragen, Kendal berpotensi banjir skala menengah.
  • Yogyakarta: Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta, Sleman berpotensi banjir skala rendah.
  • Jawa Timur: Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Gresik, Jember, Jombang, Kediri, Batu, Malang, Madiun, Magetan, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Tulung Agung berpotensi banjir skala menengah.

Selain itu, ada potensi banjir rob di wilayah:

  • Pesisir Sumatera Utara (Pesisir Kec.Medan Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan) 23 November – 1 Desember
  • Pesisir Bandar Lampung 27 November – 1 Desember
  • Pesisir barat dan selatan Banten 26 – 30 November
  • Pesisir Utara Jakarta 26 November – 2 Desember
  • Pesisir Jawa Tengah (Kota Semarang, Kab. Demak, Kab. Pekalongan, Kab Brebes, Kota Tegal, Kab Tegal, Kab Pemalang) 19 – 25 November
  • Pesisir Maluku (Teluk Ambon, Saumlaki, Kep. Kai, Kep. Dobo, Kabupaten Seram bagian Timur) 25 – 30 November

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peningkatan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.

"Kondisi cuaca dan iklim di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan adanya signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia," kata Guwanto dikutip dari Antara, Minggu (26/11).

Ia mengemukakan beberapa fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, di antaranya:

1. Fenomena Madden Julian Oscillation atau MJO yang mulai memasuki wilayah Indonesia bagian barat.

MJO adalah aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.

MJO merupakan salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya curah hujan ekstrem di Indonesia. MJO dikenal sebagai unsur utama pengendali keragaman atau variabilitas cuaca dan iklim antar musim kawasan tropis atau 30 – 60 hari.

"MJO diprediksikan dapat terus aktif di sekitar wilayah Indonesia hingga periode Dasarian I Desember, dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia," kata Guswanto.

2. Fenomena gelombang Equatorial Rossby atau ER terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur hingga periode akhir Dasarian III November.

Berdasarkan laman Ocean Services Noaa, fenomena gelombang ER ialah gerakan laut yang sangat besar dan bergelombang yang membentang secara horizontal melintasi Bumi ratusan kilometer ke arah barat . Saking besar dan masifnya, mereka dapat mengubah kondisi iklim bumi.

3.Fenomena penguatan monsun Asia, terlihat dari adanya indikasi penguatan angin lapisan atas dari wilayah Laut Cina Selatan hingga lebih dari 25 knot atau 47 km per jam.

4. Anomali positif Suhu Muka Laut di wilayah Laut Cina Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi hingga tiga derajat Celcius menjadi sumber uap air dalam pembentukan awan hujan.

Reporter: Desy Setyowati, Antara