Israel dan Palestina sepakat memperpanjang masa gencatan senjata di Jalur Gaza selama 24 jam untuk melanjutkan proses pertukaran sandera. Kesepakatan gencatan senjata pada rencana awal berakhir pada Kamis (30/11) pukul 07.00 waktu setempat.
Kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza tak terlepas dari peran Qatar sebagai pihak mediator antara Israel dan Palestina.“Pada malam hari, 30 tahanan pria dan wanita dibebaskan dari sejumlah fasilitas penjara,” kata otoritas penjara Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian pada Kamis (30/11).
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tiba di Israel pada Rabu (29/11) malam khusus membahas perpanjangan durasi gencatan senjata. Perpanjangan jeda perang selama sehari itu diharap bisa lebih banyak membebaskan para sandera dan memperbanyak pengiriman bantuan ke Jalur Gaza.
Selain Blinken, Direktur CIA William Burns dan Direktur Badan Intelijen Israel alias Mossad, David Barnea, bertolak ke Doha untuk membicarakan tambahan waktu gencatan senjata dengan Qatar. Kepala Intelijen Mesir, Abbas Kamel, juga dilaporkan ikut serta dalam diskusi tersebut.
Pada Rabu malam, atau sehari sebelum masa gencatan senjata berakhir, radio militer Israel mengatakan 10 warga Israel dan empat warga Thailand telah diserahkan ke Palang Merah di Gaza. Para sandera tersebut termasuk warga negara ganda dengan kewarganegaraan AS dan Jerman.
Pasukan Pertahanan Israel atau Israel Defense Forces (IDF) mengatakan dua sandera berkewarganegaraan Rusia telah menyeberang ke Mesir. Dua sandera Rusia yang dibebaskan oleh Pasukan Hamas adalah pasangan anak-ibu Yelena Trupanob (50) dan Irena Tati (73). Hamas mengatakan mereka dibebaskan di luar kerangka kesepakatan sandera Hamas-Israel, sebagai penghormatan kepada Vladimir Putin.
Israel mengatakan pada Rabu malam masih ada sekira 160 sandera yang masih ditahan di Gaza. Dari jumlah tersebut, 126 orang adalah laki-laki dan 35 orang adalah perempuan. Empat orang berusia di bawah 18 tahun, dan 10 orang berusia di atas 75 tahun.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan dia tidak berniat untuk menjajaki gencatan senjata yang lebih lama. “Setelah fase pengembalian korban penculikan ini habis, akankah Israel kembali berperang? jawaban saya adalah, ya,” kata Netanyahu. “Tidak mungkin kami tidak akan kembali berjuang sampai akhir.”