Pilpres 2024 Disebut Pertarungan 3 King Maker: Jokowi, Megawati, Paloh

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Dari kiri Presiden Joko Widodo, Ketua Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Oesman Sapta Odang, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan Wakil Presiden Ma\'ruf Amin meninjau armada mobil bioskop keliling di acara pembukaan Rapat Kerja Nasional di Rakernas PDIP di Jakarta, Jumat (29/9).
2/12/2023, 19.06 WIB

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari berpandangan Pemilihan Presiden 2024 tak hanya menjadi arena pertarungan bagi para kandidat calon presiden dan calon wakil presiden. Pilpres disebutnya menjadi palagan para penentu keputusan di belakangnya.

Qodari menyebut tiga penentu keputusan ttersebut yakni Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, dan Presiden Joko Widodo.

"Pilpres 2024 ini adalah pertarungan para 'king maker'," kata Qodari dalam program 'Pergulatan Politik' (Gultik) yang ditayangkan di kanal YouTube Katadata.co.id seperti ditulis pada Sabtu (2/12).

Qodari beralasan, mengatakan tiga tokoh itulah yang saat ini menjadi sosok yang memiliki peran paling besar di balik ketiga kandidat pasangan calon di Pilpres 2024.

Berdasarkan hal itu, nantinya hasil di Pillres 2024 juga secara tak langsung menunjukkan loyalitas terhadap ketiga tokoh itu ketika menentukan pilihannya. "Nanti rakyat Indonesia akan mana yang tegak lurus Megawati, mana tegak lurus Jokowi, mana tegak lurus Surya paloh," katanya.

HUT ke-12 Partai Nasdem (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/Spt.)

Saat ini, tiga pasangan calon yang siap bertarung di Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahmud MD. Qodari memprediksi Prabowo-Gibran berpeluang memenangkan pretarungan dalam satu putaran.

Ia mengatakan prediksi itu dilontarkannya berdasarkan pada temuan sejumlah lembaga survei belakangan ini yang menunjukkan tingginya elektabilitas pasangan capres cawapres nomor urut 2 tersebut.

"Angkanya Prabowo Gibran sudah 40%, ini menuju ke 50%," katanya.

Selain itu, ia menyebut potensi itu bisa semakin jelas terlihat bila nantinya selisih jarak ektabilitas di sejumlah simulasi terus melebar. 

Reporter: Ade Rosman