Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menambah 20 negara penerima bebas visa ke Indonesia. Keputusan tersebut bertujuan untuk mengejar target penerimaan negara dari sektor pariwisata senilai Rp 200 triliun pada tahun depan.

Rencana perluasan penerima bebas visa ke Indonesia merupakan hasil rapat internal antara Jokowi dengan anggota Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka Jakarta pada Kamis (7/12).  Perhitungan itu mengacu jumlah wisatawan mancanegara yang dari sisi pengeluaran, lama tinggal dan belanja di Indonesia.

Jokowi memberikan target satu bulan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM untuk memfinalisasi penambahan 20 negara bebas visa ke Indonesia.

Rapat tersebut juga membahas regulasi khusus mengenai bebas visa kunjungan singkat di bawah 30 hari pada daerah tertentu seperti Pulau Batam dan Pulau Bintan di Provinsi Kepulauan Riau. Ketetapan tersebut diambil seiring adanya penurunan jumlah wisatawan asing.

"Karena warga negara asing yang memiliki permanen residen dan izin kerja di Singapura tidak bisa berkunjung menggunakan fasilitas bebas visa," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat ditemui usai rapat.

Pada rapat tersebut Kementerian BUMN juga mengusulkan adanya 13 bandara prioritas bagi penerima bebas visa. Belasan bandara itu akan menjadi lokasi prerogatif untuk menampung kunjungan wisatawan internasional.

Lima di antaranya merupakan bandara yang letaknya dekat dengan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), seperti Yogyakarta International Airport, Lombok International Airport, Komodo International Airport dan Sam Ratulangi International Airport. Selanjutnya Bandara di Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar, Banda Aceh, Jayapura, dan Kertajati.

Berikut beberapa negara yang diusulkan penerima bebas visa :
1. Australia
2. China
3. India
4. Korea Selatan
5. Amerika
6. Inggris
7. Perancis
8. Jerman
9. Belanda
10. Jepang
11. Rusia
12. Taiwan
13. Selandia Baru
14. Italia
15. Spanyol

Perluasan negara penerima bebas visa juga menyasar kepada negara yang memberikan kontribusi signifikan terhadap investasi ke Indonesia seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar dan dua negara timur tengah lainnya.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu