Kasus Covid-19 Naik Jelang Nataru, Wamenkes Sebut Masih Terkendali

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengimbau masyarakat memakai masker mengingat kasus COVID-19 di Indonesia mulai menunjukkan tren kenaikan.
11/12/2023, 20.23 WIB

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyatakan kenaikan kasus Covid-19 dalam dua bulan terakhir masih terkendali. Pemerintah belum melihat tren kenaikan tersebut untuk mengarahkan kepada kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat.

"Masih terkendali, masih belum terlalu signifikan kenaikannya," kata Dante kepada wartawan di Istana Merdeka Jakarta pada Senin (11/12).

Dia menyebut pemerintah masing mengantongi 4,1 juta dosis vaksin Covid-19 siap pakai sebagai antisipasi lonjakan kenaikan kasus jelang hari raya natal dan tahun baru (nataru).

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah telah menyiapkan 143 posko nataru untuk mengakomodir masyarakat yang belum menerima vaksin booster.

Dia memprediksi bakal ada pergerakan sekitar 107 juta orang dalam masa nataru tahun ini, naik 143% dari tahun lalu. "Ini kan endemi dan memang tidak akan hilang sama sekali," ujar Muhadjir.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan ada kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia dalam dua bulan terakhir. Ketua Satgas Covid-19 sekaligus Pengurus Besar IDI Erlina Burhan mengatakan jumlah kasus Covid-19 nasional bertambah dari 65 kasus pada periode 2-8 Oktober 2023, menjadi 151 kasus pada 20-26 November 2023.

Erlina juga menyebut, terdapat 1 kasus meninggal akibat Covid-19 pada akhir November 2023. Meski demikian, Erlina menyatakan situasi rawat inap pasien Covid-19 secara nasional masih tergolong rendah.

Ia mencontohkan, RSUD Soetomo Surabaya hanya merawat 2 pasien Covid-19 sepanjang Oktober-November 2023. Sementara di Jawa Barat, okupansi tempat tidur rumah sakit juga masih di bawah 3% dalam kurun waktu September-November 2023.

Erlina mengatakan saat ini ada sejumlah varian baru virus penyebab Covid-19, yaitu BA.2.86, EG.5, dan HK.3. Namun, menurut dia, turunan virus Omicron ini memiliki gejala ringan.

"Varian ini memiliki kesamaan gejala Covid-19 secara umum, cenderung serupa di antara berbagai varian, yaitu demam tinggi, batuk, rhinorrhea (hidung meler), kehilangan penciuman dan pengecap," kata Erlina pada Kamis (7/12).

Ia mengatakan, faktor penentu berat atau ringannya gejala bergantung pada kekebalan tubuh seseorang, terutama kelompok lansia. Orang dengan komorbiditas seperti diabetes melitus, hipertensi, gangguan ginjal yang tidak terkontrol, dan orang dengan kondisi imunokompromis seperti HIV, autoimunitas, dan kanker lebih berbahaya jika terinfeksi Covid-19.

Erlina pun mengimbau masyarakat untuk kembali meningkatkan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menghindari kerumunan. "Melirik kondisi dan lonjakan kasus di Singapura dan Malaysia bahkan di Indonesia, kami dari Pengurus Besar IDI mengimbau mulailah kembali saat ini memakai masker bila bergejala batuk, pilek, bersin," kata Erlina.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu