Partai Gerindra Usung Khofifah di Pilgub Jatim, Ini Alasannya

ANTARA FOTO/Irfan Anshori/aww.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan sambutan saat Pembukaan Jambore Badan Usaha Milik Desa (BUMDESA) ke-3 tingkat Jawa Timur di Taman Wisata Nangkula Park Boyolangu Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (12/11/2023). Jambore BUMDESA yang diikuti oleh perwakilan ratusan kepala desa se-Jawa Timur tersebut selain merupakan ajang pengenalan produk masing-masing BUMDESA, juga diharapkan mampu menekan lagi angka kemiskinan ekstrem di tingkat desa dengan membuka peluang kerja sama di bidang ekonomi
13/12/2023, 20.30 WIB

Langkah Partai Gerindra yang mendukung Khofifah Indar Parawansa pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Jatim) tahun depan dinilai menjadi salah satu upaya mengerek suara pemilih Prabowo-Gibran.

Terutama dari basis masa warga Nahdliyin, dalam hal ini Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) pada Pilpres 2024. Selain menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur, Khofifah saat ini merupakan Ketua Umum PP Muslimat NU.

Dukungan Gerindra terhadap Khofifah disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo di Hotel Double Tree Surabaya pada Ahad (10/12). Untuk pertama kalinya, Gerindra mengusung Khofifah maju di Pilkada Jawa Timur.

Peneliti lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad mengatakan bahwa Khofifah merupakan figur yang memiliki basis massa di kelompok pemilih yang berafiliasi dengan NU.

Saidiman menganggap manuver Gerindra dapat dilihat sebagai upaya awal menggaet Khofifah untuk aktif dalam kegiatan kampanye Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024. Khofifah dinilai sebagai sosok potensial untuk meningkatkan perolehan suara Prabowo-Gibran di Jawa Timur.

“Dengan catatan bahwa Khofifah ikut bergerak, tidak hanya sebatas pernyataan publik bahwa Gerindra mendukung Khofifah. Khofifah punya mesin politik yang bisa digerakkan,” kata Saidiman saat dihubungi lewat sambungan telepon, Rabu (13/12).

Menurut Saidiman, kehadiran Khofifah di Koalisi Indonesia Maju (KIM) dapat menambal kekurangan mesin kampanye Prabowo-Gibran pada kelompok pemilih NU, khususnya Jawa Timur. Selain itu, kehadiran Khofifah sebagai figur politik NU Jawa Timur di KIM dapat menjadi kepingan pelengkap bagi tim penenangan Prabowo-Gibran.

Peran Khofifah dalam menggaet suara pemilih NU untuk Prabowo-Gibran dinilai sanggup mengimbangi pamor tokoh politik NU lainnya, seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD.

“Sejauh ini Prabowo-Gibran belum punya tokoh NU Jawa Timur. Sekarang ada upaya ambil Khofifah dan itu strategi bagus karena Muhaimin dan Mahfud sudah ada di pihak lain,” ujar Saidiman.

Survei Nasional SMRC pada Desember tahun lalu menunjukkan bahwa ada tiga tokoh NU yang memiliki kekuatan elektoral tinggi di kalangan pemilih Nahdliyin.

Ketiga tokoh tersebut adalah Muhaimin Iskandar, Mahfud MD dan Khofifah Indar Parawansa. Muhaimin punya kekuatan elektoral di pemilih NU sebesar 18,2%. Diikuti Mahfud dengan 18% dan Khofifah 15,4%.

“Jika Prabowo-Gibran berhasil menggaet Khofifah, itu strategi yang cukup baik karena ada sosok populer NU dari Jawa Timur di pihak mereka,” kata Saidiman. 

Pandangan serupa juga disampaikan oleh Pakar Komunikasi Politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Kunto Adi Wibowo. Dia menganggap langkah Gerindra yang mengusung Khofifah sebagai calon Gubernur Jawa Timur merupakan strategi untuk membentuk persepsi publik soal status Khofifah telah berada di pihak Prabowo-Gibran.

“Dengan demikian massa yang berada di bawah Khofifah akan mudah dimobilisasi dan akan bergeser ke Gerinda di Jawa Timur. Ini semakin memantapkan kemenangan Prabowo di Jawa Timur,” kata Kunto.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu