Kementerian Kesehatan atau Kemenkes menyampaikan tingkat penyebaran, keparahan maupun mortalitas atau kematian akibat infeksi Covid-19 subvarian Omicron JN1 relatif sangat rendah. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan tingkat keparahan yang ditimbulkan dari Covid-19 varian JN.1 mirip seperti subvarian omicron XBB 1.5 dan Eris EG.5 yang belakangan diketahui berasal dari Singapura.
Nadia menjelaskan gejala yang ditimbulkan oleh semua subvarian Omicron cenderung memiliki tingkat keparahan yang rendah. Meski begitu, ujar Nadia, ancaman kematian besar kemungkinan terjadi pada pasien lansia dan kelompok penderita penyakit komorbid.
"Sampai saat ini semua subvarian Omicron fatalitasnya sangat rendah kecuali pada kelompok penderita penyakit komorbid dan lansia," kata Nadia lewat pesan singkat WhatsApp pada Rabu (27/12).
Kemenkes sebelumnya melaporkan dua pasien Covid-19 meninggal dunia di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Dua pasien tersebut terinfeksi Subvarian Omicron JN.1 dan XBB.2.3.10.1.
Pasien terkonfirmasi positif BA.2.86.1 yang merupakan sub-lineage JN.1 berinisial FV, pria berusia 48 tahun yang meninggal pada 18 Desember 2023 di Rumah Sakit Embung Fatimah.
Sedangkan pasien terkonfirmasi Subvarian Omicron GE.1 dialami warga berinisial GNS, seorang pria berusia 77 tahun yang meninggal pada 21 Desember 2023 di Rumah Sakit Elisabeth Lubuk Baja.
Kendati varian terbaru JN.1 telah menelan korban jiwa, Kemenkes belum menerapkan langkah khusus untuk penanggulangan sebaran Covid-19 varian JN.1. Kemenkes masih berupaya untuk menggencarkan pelacakan kontak erat alias tracing untuk memutus rantai penularan Covid-19 varian JN.1 di masyarakat.
"Tidak ada langkah khusus karena ini merupakan subvarian, kita mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan dirinya dan mencegah penularan yang sudah kita ketahui," ujar Nadia.
Kemenkes bakal melaksanakan pemeriksaan genomik dan tracing secara acak untuk melihat sekaligus memantau penyebaran coronavirus untuk menemukan pola perkembangan dari penyakit tersebut.
"Kami melakukan pemeriksaan genomik secara untuk kegiatan memonitor surveilans. Jadi tidak dilakukan semua pemeriksaan genomik. Kita tahu proporsi ya," kata Nadia.
Melansir laporan berkala Kemenkes, total kasus aktif Covid-19 per Selasa (26/12) mencapai 2.667. Sedangkan ada 190 kasus terkonfirmasi infeksi baru, 125 pasien sembuh dan 3 orang meninggal dunia.