Tim pemenangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Timnas AMIN dikabarkan pecah. Kabar ini beredar setelah mencuat perbedaan pendapat antara co-captain Timnas AMIN, Sudirman Said, dengan Wakil Ketum Partai NasDem sekaligus Pelatih Kepala Timnas AMIN, Ahmad Ali.
Konflik antara Sudirman Said dan Ahmad Ali ini bermula dari perbedaan pendapat soal komunikasi dengan pasangan lain di Pemilu 2024. Isu ini bermula dari pernyataan PDIP yang menyatakan menjalin komunikasi dengan Timnas AMIN dalam menghadapi tekanan atau intimidasi selama Pemilu.
Mengomentari kabar yang beredar, Kapten Timnas AMIN Muhammad Syaugi Alaydrus mengatakan perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi merupakan hal yang wajar. "Punya pendapat yang berbeda itu hal yang wajar, itulah bentuk demokrasi dalam berorganisasi," kata Syaugi, dikutip Minggu (31/12).
Ia menyampaikan meski memiliki perbedaan pendapat, tujuan dari para personel di Timnas AMIN akan terus sama, yakni untuk memenangkan pasangan calon nomor urut satu itu di kontestasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Terkait kabar perpecahan pada Timnas AMIN, berikut kronologis peristiwanya:
Berawal dari Koordinasi PDIP dengan Timnas AMIN
Peristiwa ini bermula dari komunikasi yang terjalin antara PDI Perjuangan menghadapi isu tekanan kekuasaan. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan menjalin koordinasi dengan Timnas AMIN terkait isu tersebut pada November 2023. Namun, pernyataan Hasto tersebut dibantah oleh Timnas AMIN, termasuk Anies Baswedan.
Belakangan, politikus PDIP Guntur Romli mengatakan mereka membahas soal intimidasi dan tekanan kekuasaan melalui Sudirman Said. Namun, Jubir Timnas AMIN Bestari Barus yang mewakili Nasdem menyebut komunikasi itu tidak mewakili AMIN.
"Kalau Sudirman Said tidak mewakili itu, saya boleh katakan tidak mewakili lah," kata Bestari saat acara Adu Perspektif detikcom x Total Politik di Youtube detikcom, Rabu (29/11).
Ahmad Ali Sebut Pasangan Calon Lain sebagai Lawan
Ahmad Ali membuat pernyataan tak akan menjalin hubungan komunikasi dengan pasangan calon lain dalam Pilpres 2024. Pernyataan ini terkait sikap kubu AMIN setelah debat yang menyerang Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud.
"Kami tidak akan pernah bersekutu dengan kelompok lain selain dengan rakyat ya. Termasuk dengan 03, bagaimana kita bisa bersekutu, kita sedang bertanding," kata Ali ditemui wartawan, Selasa (26/12).
Ali pun membantah peluang kemungkinan AMIN bergabung dengan tim Ganjar-Mahfud bila lolos dalam putaran kedua Pilpres. "Lawannya kami ini, lawannya Anies ini Prabowo dan Ganjar. Terus mau berkomunikasi? Apa nggak ada orang paling tolol, ya itu lah kalau ada orang melakukan itu," ujar Ali.
Sudirman Said Balas Ahmad Ali
Sudirman Said membalas pernyataan Ahmad Ali yang dinilainya anomali. Menurut dia, apa yang disampaikan Waketum Nasdem tersebut adalah ucapan yang justru akan merugikan AMIN.
"Ucapan-ucapannya provokatif dan memancing keresahan bahkan di antara relawan dan pendukung Anies-Muhaimin, pun di antara partai-partai pengusung," kata Sudirman Said dalam keterangan melalui siaran pers yang dikirim Juru Bicara Timnas AMIN, Muhammad Ramli Rahim, Rabu (27/12).
Eks Menteri ESDM itu mengatakan mengenal baik elite NasDem termasuk Surya Paloh. Dalam berbagai kesempatan perbincangan, para elite punya perspektif luas dalam mengelola kompetisi politik. "Apakah ini sejenis 'role playing'. Sampai-sampai saya kok tidak yakin bahwa ucapan dan tindakan Ahmad Ali mewakili sikap dan kebijakan Partai," kata dia.
Sudirman khawatir sikap Ahmad Ali bisa memecah belah para pendukung hingga relawan yang sudah bekerja kerja di lapangan. "Sama sekali salah kalau Ali menyebutnya sebagai ketololan. Bacalah sejarah, dalam perang sengit yang melibatkan persenjataan pun ada kurir yang terus menjalin komunikasi di antara yang sedang berperang," kata dia.
NasDem Bela Ahmad Ali
Partai NasDem menyesalkan pernyataan Executive Captain Timnas AMIN, Sudirman Said yang membawa-bawa jabatan dan asal partai dalam dinamika pemenangan Pemilu 2024.
"Kami menyesali pernyataan Sudirman Said yang masih membawa-bawa jabatan dan partai asal, padahal kita semua sudah melebur dalam TKN dalam jabatan masing-masing," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai NasDem, Hermawi Taslim, dalam keterangannya, Jumat (29/12).
Menurutnya, Ahmad Ali sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem tetap harus dijaga kehormatannya karena sebagai salah satu simbol partai yang ditugaskan secara resmi menjadi koordinator Pilpres 2024.
"Sehingga yang disampaikan merupakan sikap dari partai. Sudirman seharusnya tidak mencampuri urusan internal Partai NasDem, karena dia juga bukan kader Partai NasDem," tegasnya.
NasDem sudah memberikan kewenangan kepada Ahmad Ali untuk mewakili kepentingan Partai. "Selama ini internal Partai NasDem tidak seperti yang disampaikan oleh Sudirman Said," ujarnya.
Ahmad Ali Minta Maaf kepada Sudirman Said
Ahmad Ali menyampaikan permintaan maaf kepada Sudirman Said dan tak ingin berpolemik di media. "Saya minta maaf kepada Sudirman Said kalau ada perkataan saya membuat tersinggung, tolong jangan membuat polemik di media karena merugikan AMIN," kata Ahmad Ali kepada wartawan, Minggu (31/12) malam.
Ali mengatakan dirinya hanya berupaya mengatur strategi pemenangan Anies dan Cak Imin. "Saya tidak merasa ada masalah apa-apa kok, saya mengatur strategi pemenangan di Tim Anies ini yang saya melihat berjalan sesuai dengan apa yang kita rencanakan," kata dia.
Dia pun membantah terjadi perpecahan di Timnas AMIN. "Saya tidak melihat ada perpecahan di Tim AMIN ya, Tim AMIN ini enggak ada blok, yang ada koalisi pengusung Anies sama para relawan," kata dia.