KSP Moeldoko Bantah Bansos Jokowi untuk Kerek Elektabilitas Gibran

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya.
Presiden Joko Widodo meyalami warga saat membagikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada pedagang di Pasar Tohaga Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/6/2023).
3/1/2024, 18.00 WIB

Pihak Istana Kepresidenan mengatakan penyaluran bantuan sosial oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak berhubungan dengan kepentingan elektoral jelang pemilihan presiden. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan kebijakan tersebut tak bertujuan untuk mengerek elektabilitas Gibran Rakabuming Raka.

Jokowi belakangan aktif turun langsung untuk menyalurkan paket bantuan beras 10 kilogram (kg) beras plus bantuan langsung tunai alias BLT senilai Rp 400 ribu kepada keluarga penerima manfaat (KPM).

"Program untuk memberikan bantuan beras kepada masyarakat miskin itu jauh sebelum Mas Gibran menjadi calon wakil presiden," kata Moeldoko kepada wartawan di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (3/1).

Moeldoko mengatakan penyaluran bansos bertujuan untuk mengurangi beban masyarakat kecil di tengah meroketnya harga kebutuhan pokok. Mantan Panglima TNI itu mengatakan bahwa penyaluran bansos secara berkelanjutan dipandang ampuh untuk menekan laju inflasi.

"Dengan adanya bantuan beras 10 kg itu masyarakat pada akhirnya mengurangi pengeluaran. Jadi tidak ada tendensi apapun," ujar Moeldoko.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI), Hurriyah. Dia menyebut metode distribusi bansos dan BLT yang kerap dihadiri langsung oleh Jokowi memberikan kesan penyaluran bansos sebagai pemberian individu saat tahun politik.

“Ini memang berdampak meningkatkan popularitas dan kesukaan publik terhadap pejabat tersebut," kata Hurriyah saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Rabu (27/12).

Sepanjang Desember 2023, Jokowi tercatat telah mengunjungi lima kota untuk menyalurkan paket bantuan beras 10 kg beras. Jokowi juga turun langsung untuk membagi BLT senilai Rp 400 ribu kepada KPM.

Hurriyah melihat strategi penyaluran bansos dan BLT belakangan ini beririsan dengan kepentingan elektoral jelang pemilihan presiden. Ia menilai sikap Jokowi terkesan ditujukan untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas dari calon peserta pemilu 2024 yang mendapat dukungan dari Jokowi.

"Terasa terutama di periode dua. Meskipun tidak berkaitan langsung karena Pak Jokowi sudah tidak mencalonkan diri sebagai presiden lagi, tapi kebijakan itu disinyalir punya kepentingan elektoral," kata Hurriyah.

Pada pilpres 2024 Jokowi hingga kini belum menunjukkan dukungan langsung terhadap salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Meski begitu putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu