Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menjelaskan sejumlah program di bidang pembangunan siber dan pemanfaatan teknologi yang akan diambil bila nanti terpilih menjadi presiden. Hal itu disampaikan Anies saat menjabat pertanyaan dari panelis tentang upaya yang akan dilakukan capres untuk memperluas akses teknologi dan memanfaatkannya untuk pertahanan negara. 

Menurut Anies persoalan siber merupakan ancaman non tradisional yang harus bisa dikelola dengan baik. “Pertahanan negara yang tangguh dapat dicapai dengan teknologi siber, dan kecerdasan buatan,” ujar Anies. 

Anies menjelaskan salah satu hal yang akan dilakukan dalam pemanfaatan teknologi salah satunya adalah berkaitan dengan pembangunan infrastruktur pertahanan siber yang serius. Pengembangan teknologi informasi menurut dia akan melibatkan komponen masyarakat dalam pertahanan semesta. 

Selain itu ia mengatakan pemerintah perlu menyediakan teknologi terbaru. Hal itu menurut dia diperlukan untuk menjadi strategi penangkalan. “Kita harus punya mekanisme merespon balik apabila kondisi serangan sehingga memiliki kecepatan untuk kembali,” ujar Anies. 

Pada kesempatan itu, Anies pun mempertanyakan kinerja pemerintahan lima tahun terakhir dalam membangun sistem pertahanan siber, termasuk dalam hal alokasi anggaran. Ketika anggaran yang besar dialokasikan bukan untuk pertahanan terhadap serangan siber paling moderen, menurut dia, hal itu merupakan ancaman yang paling nyata.

"Ini adalah ancaman yang paling nyata, dirasakan di seluruh keluarga, bukan hanya di sektor pemerintahan," kata dia.

Dia menilai investasi jangka panjang untuk membangun pertahanan siber boleh saja dilakukan, tetapi efek dari investasi itu baru bisa dirasakan 5 hingga 10 tahun ke depan.

"Pertanyaannya hari ini dan kemarin apa, dan itu yang menjadi fokus kita, segera siapkan sistemnya, segera siapkan orangnya, segera siapkan langkahnya," katanya.

Tanggapan Prabowo dan Ganjar

Menanggapi pernyataan Anies, Prabowo mengatakan penguatan pertahanan di bidang siber tidak hanya membutuhkan teknologi. Menurut dia pengembangan siber juga membutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia. 

“Semua bagus dan indah, tapi yang nyata soal AI siber dan teknologi tinggi adalah sumber daya manusianya. Awaknya,” ujar Prabowo. 

Dalam konteks peningkatan sumber daya manusia itu ia pun mengatakan telah membentuk 4 fakultas di Universitas Pertahanan. Hal itu diperlukan untuk mendorong keamanan siber. 

Adapun Ganjar Pranowo menekankan pentingnya Badan Sandi Siber Nasional dan pengembangan sekuriti sistem. Ia pun mengatakan pembangunan infrastruktur siber.