Prabowo Sebut Utang Tak Ganggu Kedaulatan, Ganjar: No Utang No Usang
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menilai pembiayaan utang untuk pembangunan merupakan hal yang lumrah. Termasuk penggunaan utang untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista. Menurut Prabowo hal itu dimungkinkan selama bisa dikelola dengan tepat.
“Dengan manajemen dan pengelolaan yang baik dan strategi ekonomi yang tepat, terutamanya dengan hilirisasi keuntungan sebagai bangsa ini memperkuat posisi tawar bangsa,” ujar Prabowo saat menjabat pertanyaan dari panelis pada debat capres yang berlangsung, Minggu (7/1).
Menurut Prabowo utang luar negeri dimungkinkan selama tidak mengganggu rasio keuangan. Menurut dia saat ini utang Indonesia yang berada pada angka 40% dari PDB masih terkendali.
“Saya kok tidak terlau khawatir negara lain mau intervensi soal utang, Kita sangat dihormati dan kita tidak pernah default, kita tidak pernah gagal hutang. Dan saya sangat optimistis tapi kembali kita harus punya kekuatan pertahanan yang kuat agar tidak bisa diintervensi,” ujar Prabowo.
Prabowo pun berkeyakinan pengadaan kekuatan pertahanan yang kuat agar tidak ada intervensi dari daerah lain. Ia pun mengatakan utang tidak akan membuat pertahanan dan keamanan Indonesia bisa dengan mudah diintimidasi oleh pihak lain.
“Ya, saya tegaskan kembali bahwa pelajaran sejarah manusia yang lemah akan selalu ditindas, lihat saja Gaza kita tidak boleh lemah, dilindas oleh negara lain,” ujar Prabowo.
Tanggapan Anies dan Ganjar
Menanggapi pernyataan Prabowo, calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan bahwa pemerintah tetap harus hati-hati dengan utang. Hal itu lantaran utang bisa saja menjadi bumerang apabila digunakan untuk infrastruktur yang punya resiko tinggi.
Karena itu ia mengatakan agar pemerintah betul-betul harus menjalankan pemerintahan yang bersih. Bahkan menurut dia pemerintah harus bisa selektif dalam menggunakan utang untuk penguatan sistem pertahanan.
“Kalau bicara pada industri pertahanan, musti kita kuatkan industri dalam negeri, mohon maaf kaitan dalam negeri, no utang no usang, sehingga alutsista musti harus dilakukan transfer teknologi dari dalam negeri.
Tanggapan lain disampaikan oleh calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan. Ia mengingatkan Prabowo untuk memberi batasan yang lebih rasional untuk rasio utang. Ia menyebut rasio utang yang aman untuk wibawa dalam negeri adalah di angka 30%.
“Dengan satu menata utangnya dan memperbesar GDPnya, yang tidak kalah penting adalah melakukan pengembangan skema yang lebih kreatif dalam mencari utang luar negeri termasuk pelibatan swasta,” ujar Anies.
Ia mengingatkan salah satu hal yang menjadi perhatian adalah berkaitan dengan GDP adalah mengurangi kebocoran pajak. Ia pun mengingatkan agar utang digunakan untuk hal yang lebih produktif.
“Jangan utang itu digunakan untuk kegiatan non produktif, misalnya utang dipakai untuk beli alutsista bekas, itu bukan sesuatu yang tepat, harus sebaliknya kita kerjakan,” ujar Anies.