Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan buka suara terkait ungkapan dan umpatan kasar yang dilontarkan Prabowo Subianto atasnya. Anies beranggapan masyarakat bisa menilai menilai calon pemimpinnya dalam proses yang terjadi.
Anies menilai umpatan dan ancaman yang dibiarkan akan mengganggu proses demokrasi. “Jadi bila sikap-sikap ancaman, sikap-sikap yang tidak sopan itu dibiarkan begitu saja, nanti mengganggu iklium demokrasi kita,” kata Anies di Samarinda, Kamis (11/1).
Mantan gubernur DKI Jakarta ini mendukung kebebasan berpendapat dan ingin menciptakan demokrasi berupa kebebasan untuk mengkritik pemerintah. Di sisi lain, pemerintah juga tidak boleh anti pada kritik dan sanggahan. "Pemerintah tidak boleh anti kritik, pemerintah tidak boleh anti pada sanggahan," kata dia.
Proses kampanye merupakan ajang penilaian masyarakat dalam memilih pemimpin. Anies menilai seharusnya pemimpin harus bisa menerima kritik dan sanggahan. “Ini masih bagian dari pemanasan. Nanti kalau tugas di pemerintahan, bagaimana?” tanya Anies.
Tidak hanya menerima umpatan, Anies juga mendapat ancaman tembakan di kepalanya. Ujaran ancaman ini ditulis di kolom komentar TikTok atas potongan video debat capres ketiga pada Minggu (7/1).
Anies berharap hal ini dihentikan. Ia menyerahkan ancaman tersebut ke aparat penegak hukum. Namun, Timnas AMIN masih belum berencana membawa ancaman ini ke ranah hukum.
Ketua Dewan Pakar Tim Hukum Nasional Anies-Muhaimin (THN AMIN), Hamdan Zoelva juga tak akan melaporkan Prabowo yang sempat menyinggung Anies dengan kata-kata 'goblok' di Riau, Selasa (9/1).
“Perlu disampaikan, kami tidak perlu merespons balik apa yang disampaikan Pak Prabowo," kata Hamdan pada wartawan di Rumah Pemenangan AMIN, Selasa (9/1).
Menurut Hamdan, pernyataan Anies dalam debat kemarin menyangkut visi, misi, dan kepemimpinan. Ia mengatakan tidak ada yang keluar dari koridor tersebut dan tidak menyerang pribadi Prabowo.
"Itu persoalan kenegaraan yang tidak bisa didiskusikan di ruang tertutup karena menyangkut bangsa, negara, dan calon pemimpin negara,” ujarnya.
Ujaran Prabowo ini disampaikan saat konsolidasi relawan di Pekanbaru, Riau, Selasa (9/1). Ia tidak menyebut nama Anies Baswedan secara langsung. Namun, secara terang-terangan ia menyindir Anies yang dalam debat capres ketiga menyinggung kepemilikan lahan seluas 340 ribu hektare.
Prabowo menyebut seharusnya orang tersebut mampu memahami tanah yang berstatus Hak Guna Usaha alias HGU. "Dia pintar atau goblok, sih? Dia mengerti, enggak, ada HGU, HGB, Hak Pakai, iya kan?" kata ketua umum Partai Gerindra itu.
Pada kesempatan itu Prabowo menyebut Anies kurang banyak menyebut lahan yang dimiliki perusahaannya. "Kemarin juga salah-salah melulu, bukan 340 ribu hektare, tapi mendekati 500 ribu hektare," ujarnya.