Politikus sekaligus pengusaha Maruarar Sirait resmi mengundurkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia (PDIP). Lewat pengumuman di akun instagram miliknya pada Senin (15/1) Maruarar mengatakan mundur dari PDIP dan memilih mengikuti langkah Presiden Joko Widodo.
"Izinkanlah hari ini, saya pamit dari PDI Perjuangan. Saya juga mengucapkan permohonan maaf kalau selama ini ada banyak kekurangan," kata Maruarar dalam unggahan di akun Instagramnya, Senin (15/1).
Ara, panggilan akrabnya, juga sudah pamit pada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Ia berpamitan dengan petinggi PDIP itu usai mengunjungi DPP PDIP di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/1).
Ia menjelaskan dirinya yakin dan percaya dengan jalan yang diambil Jokowi. Ia juga memilih untuk bersama Jokowi karena mantan Wali Kota Solo itu dipercaya masyarakat.
"Seperti kebanyakan rakyat Indonesia yang juga percaya pada Pak Jokowi yang adil dan bisa memanusiakan manusia," kata Maruarar.
Dalam unggahannya, putra dari salah satu pendiri PDIP Sabam Sirait itu juga berterima kasih kepada koleganya di partai berlambang banteng. Beberapa yang disebut adalah FX Hadi Rudyatmo, Bambang DH, Ribka Tjiptaning, Nico Siahaan, hingga Rieke Diah Pitaloka.
Bagaimana profil dan kiprah Maruarar Sirait selama berada di PDIP?
Kiprah Politik Maruarar Sirait, 20 Tahun Berbakti di PDIP
Maruarar Sirait merupakan putra tokoh senior PDIP Sabam Sirait. Sabam merupakan mantan anggota DPR RI sekaligus orang dekat Megawati Soekarnoputri. Maruara lahir di Medan, 23 Desember 1969 namun masa sekolahnya dihabiskan di Jakarta dan Bandung. Namanya tercatat sebagai alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Parahyangan.
Ara aktif dalam kegiatan politik praktis setelah lulus dari Universitas Parahyangan. Mengikuti jejak ayahnya, ia bergabung dengan PDIP. Di partai ini, ia sempat menjadi anggota DPR RI selama tiga periode, dari 2004–2009, 2009–2014, dan 2014–2019. Dalam tiga periode itu, ia duduk sebagai anggota Komisi XI yang membidangi keuangan dan perbankan.
Di PDIP, Maruarar termasuk politikus yang cukup banyak bersuara. Ia dipercaya sebagai Ketua DPP Bidang Pemuda, Mahasiswa, dan Olahraga di DPP PDIP dari 2005–2010. Dengan jabatan tersebut, ia membentuk Taruna Merah Putih pada 2005, sebuah organisasi sayap PDIP di bidang kepemudaan.
Saat Jokowi terpilih menjadi presiden pada 2014, nama Maruarar masuk dalam kandidat untuk menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika. Di hari pengumuman nama-nama Menteri ia sudah turut mengenakan baju putih dan bersiap dilantik. Namun hingga pengumuman jajaran Kabinet Kerja Jokowi–Jusuf Kalla diumumkan pada Minggu, 26 Oktober 2014, Maruarar tidak ada di Istana Kepresidenan.
Malam usai pengumuman kabinet, Maruarar nampak berbincang dengan Jokowi di taman belakang Istana Merdeka, Jakarta. Mereka mengaku tidak ada masalah apa-apa dan Jokowi membantah anggapan Maruarar dicoret dari daftar kabinet saat terakhir pengumuman nama menteri.
Pada Pemilu 2019, Maruarar sempat maju sebagai anggota legislatif, namun gagal. Pada 2023, Ketua PSSI, Erick Thohir, menunjuk Ketua Satgas Anti-mafia Sepak Bola.