Perusahaan global Microsoft mendukung Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir mengatakan AI bukan hanya alat untuk meningkatkan produktivitas efisiensi dan kreativitas. AI diharapkan juga untuk meningkatkan kualitas hidup jutaan masyarakat.
“Dukungan ini kembali akan menempatkan Indonesia di garda terdepan di Asia Tenggara dalam pengembangan koridor serta regulasi AI yang bertanggung jawab," kata Dharma dalam acara Sarasehan Nasional AI: Memperkuat Komitmen Etika dalam Tata Kelola Kecerdasan Artifisial untuk Akselerasi Ekonomi Digital, di Jakarta, Jumat (19/1).
Dharma mengatakan Microsoft dan para pelaku industri lainnya siap untuk berbagi keahlian sumber daya dan praktek terbaik mengenai AI yang bertanggung jawab bagi Indonesia.
“Bersama-sama kita dapat menciptakan masa depan yang semakin baik untuk Indonesia dengan AI sebagai co-pilot,” ujar dia.
Menurutnya, AI dapat membantu menyelesaikan masalah yang mendesak yang dihadapi saat ini, baik itu d ibidang kesehatan, pendidikan, krisis iklim dan lainnya.
“Penyelesaian ini tentu saja hanya dapat terwujud apabila ada upaya bersama baik dari sektor privat dan publik, untuk mengembangkan dan menggunakan AI secara bertanggung jawab," katanya.
Sedangkan Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria menjelaskan ada beberapa aturan di dalam SE ini yang diharapkan bisa memacu dunia industri agar tidak ragu dalam inovasi, namun tetap memperhatikan nilai-nilai etik terkait AI.
Nezar juga mengatakan sosialisasi SE ini sedang dilakukan baik kepada sektor publik maupun swasta. Nezar berharap dengan dukungan para pelaku industri terhadap SE ini dapat melindungi perlindungan data pribadi, keamanan, inklusivitas dan lainnya.
“Kami sangat berharap partisipasi yang lebih luas dari para pelaku industri untuk bisa mengadopsi surat edaran ini menjadi rujukan dalam pengembangan, pemanfaatan, dan penggunaan dari AI,” ujarnya.
Nezar menjelaskan terdapat empat kepentingan tata kelola AI dalam pembangunan ekosistem ekonomi digital, yakni:
1. Persaingan usaha yang sehat
AI memiliki potensi yang besar bagi ekonomi digital dan berbagai perusahaan berlomba-lomba untuk mengadopsinya. Tata kelola AI dibutuhkan untuk memastikan penggunaan kecerdasan buata dalam bisnis tidak mendorong monopoli dan kompetisi yang tidak sehat.
2. Perlindungan konsumen
Perlunya tata kelola AI untuk melindungi individual dari industri terhadap privasi secara berlebihan dan bias yang dihasilkan oleh teknologi tersebut. Sehingga hak konsumen tetap terlindungi.
3. Ancaman hilangnya pekerjaan
Teknologi AI diprediksi telah mengakibatkan hilangnya pekerjaan hingga persentase 14% tenaga kerja di dunia. Tata kelola yang baik diperlukan untuk membuka kesempatan ekonomi yang lebih baik dan membantu pemanfaatan AI dalam peningkatan produktivitas pekerja.
4. Kerja sama internasional
Pemanfaatan AI masih didominasi oleh negara-negara maju. Adapun, pada lanskap internasional dibutuhkan untuk menjembatani ketimpangan akses terhadap utilisasi AI. Sehingga manfaatnya bagi ekonomi digital dapat dirasakan oleh semua orang tanpa terkecuali.