Cawapres nomor urut 3, Mahfud Md, menegaskan akan tetap menjadi 'pendekar hukum' meski nantinya terpilih wakil presiden. Mahfud memastikan, dirinya tak akan terjebak dalam politik balas budi.
Hal itu diungkapkan Mahfud dalam acara dialog bertajuk 'Tabrak Prof' di Bento Kopi, Bandar Lampung, Kamis (25/1) malam lalu. Mulanya Mahfud ditanyai tanggapannya mengenai tradisi 'balas budi'.
Menjawab pertanyaan itu, Mahfud kemudian memberikan jawaban bahwa sebagai pemimpin harus berani dikritik dam mengkritik.
"Saya pasti akan tetap jadi pendekar hukum. Saya tidak akan merusak reputasi saya selama ini," ujar Mahfud.
Menurut Mahfud, selama menjadi Menkopolhukam dirinya tetap berani mengkritisi pemerintah. Ia tetap mengkritisi apabila ada kebijakan-kebijakan yang menurutnya kurang baik seperti contohnya kebijakan impor.
"Satu kalau mau memperbaiki itu harus berani juga kritik ke dalam. Termasuk seperti saya ngeritik impor berbagai jenis kebutuhan pangan kita," ujar Mahfud.
Menurut Mahfud, pemimpin tak boleh menyembunyikan sesuatu yang seharusya diketahui oleh publik. Lebih jauh Mahfud menegaskan komitmennya menjadi 'pendekar hukum' meski menang dalam kontestasi Pilpres nantinya.
"Oh iya saya akan tetap menjadi pendekar hukum. Karena justru saya diangkat oleh koalisi untuk menjadi cawapres itu tugasnya penegakan hukum. Reputasi saya selama 20 tahun lebih berjuang seketika mahasiswa, kemudian selama masa reformaisi gerakan saya di bidang hukum," ucapnya.
"Oleh sebab itu saya nggak mau mengorbankan reputasi saya yang panjang di bidang penegakan hukum hanya karena menjadi wapres 5 tahun," imbuh Mahfud.