Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari kabinet. Mahfud mengatakan dirinya akan menghadap Presiden Joko Widodo untuk menyerahkan surat setelah Presiden kembali ke Jakarta.
"Saya akan laporakn bahwa saya sudah selesai," kata Mahfud di Lampung Tengah, seperti disiarkan dalam Youtube Rabu (31/1).
Dalam pernyataan pers itu, Mahfud membawa surat yang rencananya akan diserahkan kepada Jokowi. Mahfud juga mengatakan pengunduran dirinya ini menunggu momen yang tepat.
"Presiden ada di luar Jakarta sampai Kamis. Saya juga baru kembali ke Jakarta Kamis. Secepatnya kami bisa bertemu," katanya.
Sebelumnya, Mahfud telah meminta waktu untuk bertemu Jokowi lewat Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada Senin (29/1). "Tadi malam beliau (Mahfud) dan saya bertemu. Menko mohon menghadap Bapak Presiden," kata Pratikno di Jakarta, Selasa (30/1) dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Mahfud dalam diskusi Tabrak, Prof!" menyampaikan keinginan untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju. Calon wakil presiden nomor urut 2 yang mendampingi Ganjar Pranowo itu mengatakan keinginan untuk mundur bukan hal baru di pikirannya.
"Saya merencanakan mengundurkan diri sebenarnya sudah lama ketika akan mulai debat pertama," kata Mahfud seperti dikutip Rabu (24/1).
Menurut Mahfud, bila sudah tidak menjadi menteri ia merasa bisa lebih leluasa untuk membuka dan membaca data karena sudah tidak berada di pemerintahan. Namun, ia mengatakan ada beberapa hal yang kemudian ia pertimbangan sehingga rencana itu urung terlaksana.
Alasan pertama menurut Mahfud berkaitan dengan etika terhadap Jokowi karena telah mengangkat dirinya menjadi Menkopolhukam. "Saya dahulu diangkat oleh beliau dengan sangat terhormat," kata Mahfud.
Alasan kedua menurut dia, selama menjadi cawapres ia tidak pernah menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye. Ia mengaku juga tidak meminta protokoler lebih dari yang sudah diberikan pemerintah sebagai cawapres saat melaksanakan kegiatan kampanye.