Tiga calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo akan menjalani debat kelima pilpres pada Ahad (4/2). Isu yang dibahas dalam debat capres kelima adalah kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, sumber daya manusia (SDM), teknologi informasi, dan inklusi.
Debat terakhir jelang pencoblosan 14 Februari mendatang dianggap membahas isu yang mewakili persoalan mendasar masyarakat. Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, beranggapan para tiga capres bakal saling lempar argumen terkait problem kesejahteraan sosial dan SDM.
Bawono menambahkan, urusan kesejahteraan sosial akan mengacu pada strategi tiap-tiap capres untuk menawarkan gagasan terkait penyediaan layanan sosial dalam pemenuhan kebutuhan material masyarakat. Sedangkan aspek SDM berhubungan dengan pelatihan dan kesempatan memperoleh akses pekerjaan.
“Saya kira pada debat terakhir akan didominasi oleh isu persoalan sehari-hari yang dihadapi oleh sebagian besar warga negara. Umunya soal ekonomi, kemiskinan, harga kebutuhan pokok,” kata Bawono saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Rabu (31/1).
Dia menilai sejumlah topik debat yang menyinggung soal ekonomi dan kesejahteraan merupakan momentum bagi para capres untuk mempromosikan gagasan dan visi-misi di masa kampanye pilpres 2024. “Gagasan mengenai perbaikan kehidupan ekonomi itu akan menjadi perhatian bagi pemilih dalam menentukan pilihan,” ujarnya.
Kendati demikian, hasil akhir sesi debat terakhir pada akhir pekan nanti tidak akan banyak mengubah pergerakan pemilih. Bawono menyebut dampak debat tak menimbulkan dampak signifikan terkait potensi perubahan dukungan dari satu kubu ke kubu lainnya. “Bahwa ada dinamika naik-turun elektabilitas 2-3% itukan biasa. Debat punya efek itu, tapi dampaknya tidak mengakibatkan fluktuasi besar-besaran,” kata Bawono.
Hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada 20 Januari mencatat elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari dua rivalnya dengan persentase 48,55%. Torehan tersebut diikuti oleh dua rivalnya yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 24,17% dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di angka 21,60%. Di sisi lain, masih ada 5,68% responden yang belum menentukan pilihan.
Penarikan data survei dilaksanakan pada 10-16 Januari itu menerapkan metode wawancara tatap muka dan wawancara telepon. Prosedur wawancara tatap muka menyasar kepada 1.200 orang berusia 17 tahun ke atas menggunakan metode penarikan sampel acak atau multistage random sampling dengan memiliki toleransi kesalahan 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Proses penarikan sampel dari wawancara telepon menyasar kepada 1221 responden yang dipilih melalui melalui kombinasi metode random digit dialing sebanyak 730 orang dan double sampling sejumlah 491 orang. Survei ini memiliki toleransi kesalahan 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.