Para menteri dari kubu Anies Baswedan-Muhaimin memilih bertahan di kabinet, tak mengikuti jejak Mahfud Md yang mundur dari jabatan Menko Polhukam. Ada alasan mengapa menteri yang berasal dari partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa tetap berada di kabinet pemerintahan Joko Widodo.
Co-captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong mengatakan kebijakan mundurnya menteri tak hanya bisa dikalkulasi atau diukur dari untung rugi elektoral.
“Saya kira ini sudah urusan negara, jadi kami sangat disiplin untuk tidak mengeksploitasi hal-hal yang memprihatinkan sekadar manfaat elektoral,” kata Tom Lembong saat ditemui di DPP PKS, Kamis (1/2).
Menteri Perdagangan era Jokowi-JK mengaku tidak gembira dengan isu mundurnya para menteri karena tidak nyaman berada di bawah kepemimpinan Jokowi. Bahkan ia menyebut hal ini memprihatinkan bagi negara dan bisa berdampak buruk.
Beberapa menteri dari partai pendukung Anies Baswedan-Muhaimin masih bertahan, Ada satu menteri dari NasDem yakni Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK) Siti Nurbaya Bakar. Selain itu ada dua menteri dari PKB yakni, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Ahmad Ali mengatakan posisi mereka berbeda dengan tim Ganjar-Mahfud. Menurut Ahmad, sudah seharusnya Mahfud MD mundur dari jabatannya karena menjadi calon wakil presiden.
"Seharusnya mundur ketika Pak Mahfud resmi menjadi calon Wakil Presiden," kata dia.
Posisi ini berbeda dengan beberapa menteri dari Nasdem dan PKB yang menjadi pendukung AMIN. "Mereka bukan bagian daripada orang yang sedang melakukan kompetisi. Dan kompetisi ini dilakukan oleh partai, bukan orang," ucap Ahmad Ali.
Menkopolhukam Mahfud MD sudah resmi mengumumkan pengunduran dirinya kemarin, Rabu (31/1). Langkah ini ia lakukan untuk menghindari konflik kepentingan dan intervensi politik.
Di tengah rencana Mahfud mundur, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mendapat cerita kabinet dari Menteri Sosial Tri Rismaharini. Dari cerita itu, Risma bilang suasana di rapat kabinet tidak nyaman, bahkan akan diperiksa ketika rapat akan berlangsung.
Hasto pun menyinggung Presiden Jokowi tidak mengajak Risma dalam pembagian bantuan sosial yang kerap dilakukan akhir akhir ini. Hasto menuding, Jokowi sengaja tidak mengajak Risma karena ia adalah menteri dari PDIP.
Isu ini sudah dimentahkan Istana Kepresidenan. Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan anggota Kabinet Indonesia Maju tetap solid. Sidang kabinet pun berjalan seperti biasa.
“Sebelum, di sela-sela, dan sesudah sidang kabinet, kami semua ngobrol serta berkelakar dan tertawa seperti biasa,” katanya.
PDIP merupakan pengusung paslon nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Sedangkan Jokowi mendukung putranya, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto.