Deretan Guru Besar Kampus Top Kritik Jokowi: UI, UGM, hingga ITB

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/YU
Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Harkristuti Harkrisnowo (tengah depan) serta sejumlah jajaran Sivitas Akademika UI terlihat dilayar gawai saat menyampaikan deklarasi kebangsaan kampus perjuangan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2/2024).
6/2/2024, 15.01 WIB

Sivitas akademika mulai menyuarakan kekhawatiran mereka soal situasi politik saat ini. Sejumlah guru besar di kampus-kampus top Tanah Air mulai muncul di depan publik untuk menyampaikan keprihatinannya soal demokrasi di akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Terbaru, guru besar dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) menyampaikan kekhawatiran mereka. Mereka juga membacakan sembilan poin deklarasi untuk merespons situasi politik terkini.

"Kesimpulannya: Betapa terancamnya demokrasi ke depan kalau integritas dipertaruhkan," kata Guru Besar Teknik Kimia Prof. Yazid Bindar dalam pernyataannya di Sabuga, Bandung, Jawa Barat, Senin (5/2).

ITB menyusul Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), hingga Universitas Padjadjaran yang membacakan deklarasi serupa beberapa hari lalu. Berikut sejumlah kampus yang menyuarakan keresahannya:

1. Universitas Gadjah Mada

Kampus Presiden Jokowi, Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi institusi pertama yang menyatakan keprihatiannnya. Bahkan, mereka merilis Petisi Bulaksumur yang berisi keprihatinan kondisi perpolitikan nasional di bawah pemerintahan Jokowi.

Petisi Bulaksumur dibacakan oleh Koentjoro Soeparno di acara Mimbar Akademik: Menjaga Demokrasi oleh akademisi UGM pada Rabu (31/1). Koentjoro merupakan seorang profesor psikologi UGM yang pernah menjadi Pimpinan Dewan Guru Besar UGM. Pembacaan petisi itu turut dihadiri oleh sejumlah guru besar UGM, dosen, dan mahasiswa.

Koentjoro menyinggung soal pelanggaran etik Mahkamah Konstitusi, keterlibatan sejumlah aparat penegak hukum hingga adanya pembenaran dari presiden tentang keterlibatan pejabat publik dalam kampanye politik.

"Kami menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi pada masa Pemerintahan Presiden Jokowi yang juga merupakan bagian dari keluarga besar UGM," kata Koentjoro.

2. Universitas Indonesia

Puluhan guru besar Universitas Indonesia membacakan seruan kebangsaan di Rotunda UI, Jumat (2/2). Menggunakan toga lengkap, mereka menyerukan rasa prihatin atas hancurnya tatanan hukum, demokrasi, dan etika bernegara.

Ketua Dewan Guru Besar UI, Harkristuti Harkrisnowo, membacakan sikap dengan tajuk Genderang Universitas Indonesia Bertalu Kembali. Selain didampingi guru besar, nampak juga Ketua BEM UI, Verrel Uziel. Tidak terlihat sosok rektor UI dalam seruan ini.

"Kami merasa ini tidak baik-baik saja, harus ada yang mereka lakukan untuk memperbaiki hal ini.” kata Harkristuti.

3. Universitas Padjadjaran

Guru besar Unpad juga menyampaikan kritik terhadap pemerintahan Jokowi. Deklarasi dilakukan Ketua Senat Akademik Unpad Prof Ganjar Kurnia di Bandung, Jumat (3/20.

Mereka menyinggung turunnya kualitas demokrasi selama kepemimpinan Jokowi. Selain itu, Ganjar Kurnia juga menyoroti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang berujung majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto.

4. Universitas Airlangga

Kritik juga datang dari civitas akademika Universitas Airlangga. Sebanyak 120 guru besar dan dosen Unair menggelar aksi "Unair Memanggil" di Surabaya, Senin (5/2).

Dalam aksi tersebut, mereka mengingatkan Jokowi untuk menjaga etika dan mewujudkan pemerintahan yang bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Hadir dalam agenda tersebut, Prof. Ramlan Surbakti, Prof. Thomas Santoso, Prof. Suparto Wijoyo, hingga Airlangga Pribadi Kusman.

5. Institut Pertanian Bogor

Guru Besar dan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) juga mengeluarkan suara yang sama atas kondisi saat ini. Hal tersebut disampaikan lewat Forum Keluarga Besar IPB pada Sabtu (4/2).

Mereka meminta demokrasi dijalankan demi kepentingan rakyat dan bukan individu atau kelompok tertentu. Selain itu, kepemimpinan harus dipilih lewat proses demokrasi yang adil.

6. Universitas Hasanuddin

Sivitas akademika Unhas juga menyuarakan petisi agar Jokowi dan semua pejabat tetap bertahan dengan demokrasi. Hal tersebut disampaikan lewat petisi Forum Guru Besar dan Dosen Unhas Makassar pada Jumat (2/2).

7. Universitas Andalas

Sivitas akademika Universitas Andalas, Padang juga merilis pernyataan terbuka atas kondisi bangsa pada Jumat (2/2). Mereka menolak adanya politik dinasti serta pelemahan atas demokrasi.

Sebanyak 100 orang guru besar dan mahasiswa Unand juga meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bisa netral dalam pesta politik mendatang.

8. Universitas Islam Indonesia

Dosen dan guru besar UII mengajukan petisi bertajuk Indonesia Darurat Kenegarawan pada Kamis (1/2). Petisi ini bahkan dibacakan langsung oleh Rektor UII Prof. Fathul Wahid di Yogyakarta.

Dalam seruannya, mereka mendesak Jokowi menjadi teladan dengan tak memanfaatkan posisinya untuk kepentingan politik keluarga. Sivitas akademika UII juga meminta masyarakat terlibat memastikan pemilihan yang jujur dan adil.

9. Universitas Sumatera Utara

Sivitas akademika Universitas Sumatera Utara juga melontarkan kritik yang sama kepada Jokowi. Dalam petisi yang dibacakan Prof. Nurhaliza Ginting, mereka meminta Presiden bersikap netral dalam Pemilihan Presiden 2024.

Selain itu, guru besar USU juga meminta TNI, Polri, KPU, dan Bawaslu untuk bekerja secara jujur dan mencegah kecurangan.