Atasi Konflik Myanmar, Indonesia - Malaysia Godok Mekanisme Troika

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Menlu Retno Marsudi (tengah) menyampaikan pandangannya dalam pertemuan Ke-30 Forum Regional ASEAN (ARF) di Jakarta, Jumat (14/7/2023).
7/2/2024, 06.40 WIB

Indonesia dan Malaysia menyiapkan upaya lanjutan untuk menuntaskan konflik Myanmar. Konflik hingga kini terjadi sejak adanya kudeta militer terhadap pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021 lalu.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad bin Hasan telah melangsungkan pertemuan bilateral untuk mempercepat pemenuhan komitmen atas Konsensus Lima Poin atau 5PC. Komitmen tersebut merupakan hasil kesepakatan para pimpinan ASEAN untuk menyerukan penghentian kekerasan di Myanmar.

Kesepakatan itu juga mengatur adanya dialog dengan semua pemangku kepentingan. Mereka juga menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog di wilayah konflik bersenjata.

Konsensus 5PC juga mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar. Selain itu juga mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.

Retno mengatakan, kerja sama Indonesia-Malaysia dalam menekan dampak konflik Myanmar cenderung penting karena akan menjadi salah satu pokok bahasan di agenda Keketuaan ASEAN dalam dua edisi ke depan. Adapun Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tahun ini akan digelar di Laos dan Malaysia pada 2025.

"Rujukan utama ASEAN dalam mencoba membantu Myanmar keluar dari krisis ini karena beberapa waktu lalu sempat ada pertanyaan mengenai 5PC," kata Retno di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (6/2).

Retno menambahkan, pertemuan dirinya dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad bin Hasan merupakan upaya untuk memastikan pembentukan mekanisme troika. Mekanisme ini sebelumnya disepakati pada KTT ke-43 ASEAN di Jakarta dapat berjalan dengan optimal.

KTT ASEAN di Jakarta pada 5 September 2023 menyepakati pembentukan mekanisme troika sebagai upaya menekan dampak krisis Myanmar. Troika akan menjadi bahasan utama baik di periode keketuaan berjalan, keketuaan tahun sebelumnya dan keketuaan tahun selanjutnya.

Mekanisme Troika baru mulai berjalan pada KTT ASEAN di Laos pada tahun ini. Dengan begitu, pihak Indonesia sebagai pihak keketuaan ASEAN tahun sebelumnya dan Malaysia selaku keketuaan ASEAN tahun selanjutnya bertugas untuk memastikan keberlanjutan komitmen Konsensus Lima Poin atau 5PC.

"Saat ini kami membahas bantuan kemanusiaan. Misalnya, saya banyak bicara dengan Thailand karena juga melakukan bantuan kemanusiaan," ujar Retno.

Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad bin Hasan mengatakan pihaknya berupaya untuk menustaskan komitmen mekanisme troika pada saat Malayasia memegang komando keketuaan ASEAN pada 2025. "ASEAN bersama-sama memikirkan cara mana yang paling baik untuk mengembalikan Myanmar kepada pihak sipil," kata Hasan di Istana Merdeka Jakarta.

Dia melanjutkan, perkara konflik Myanmar berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesatuan wilayah kawasan ASEAN. "ASEAN penting bagi kita, kita tidak mau karena satu dua perkara seperti di Myanmar ini akan memecah belah kita," ujar Hasan.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu