Jusuf Kalla Sebut Pilpres Sulit Dimenangkan Satu Putaran, Ini Sebabnya

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (kiri) bersama Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (kanan) berangkat menuju lokasi kampanye di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (17/1/2024).
7/2/2024, 17.38 WIB

Wakil Presiden ke-10 dan ke 12, Jusuf Kalla (JK) menilai sulitnya pemilihan presiden 2024 dilaksanakan satu putaran. Ia menjelaskan, hal itu didasari pada sejumlah perhitungan yang diketahuinya.

Ia menjelaskan  dari 282 juta penduduk Indonesia, jumlah yang akan memilih pada Pilpres 2024 yakni 205 juta. Menurutnya, hanya sekitar 80 persen dari jumlah tersebut.

Berdasarkan perhitungan itu, ia mengatakan sekitar 165 juta orang yang akan mencoblos di Pilpres 2024. Jika ingin memenangkan Pilpres dalam satu putaran, paslon harus mendapatkan suara dari 85 juta pemilih.

"Yang bisa mencapai itu hanyalah orang mungkin memakai sistem yang curang. Tapi ini susah dicapai," kata JK di kediamannya, Jalan Brawijaya nomor 6, Jakarta Selatan, Rabu (7/2).

Di sisi lain, ia menilai hasil yang ditunjukkan sejumlah lembaga survei tidak relevan bila dibandingkan dengan situasi di lapangan. Faktornya, karena jumlah responden yang diikutsertakan dalam survei tak mencakup jumlah masyarakat yang lebih besar.

"Kita bisa percaya enggak pemilihnya 205 juta, diwakili oleh 1200 orang?" katanya.

Ia pun tak membantah, adanya pembentukan narasi Pilpres satu putaran melalui hasil survei tersebut. "Supaya ada omongan yang mengikuti oleh menang. Jadi dimenangkan oleh survei bukan dimenangkan oleh pemilih," katanya. 

Sebelumnya Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru mereka. Dari hasil survei yang dilakukan pada 16-26 Januari 2024, elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah mencapai 50,7%.

Ini berarti pasangan nomor urut 2 itu berpotensi menang Pemilihan Presiden dalam satu putaran saja. Adapun di bawahnya adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas 22% dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang dipilih 19,7% responden.

Reporter: Ade Rosman