Komunitas Utan Kayu Desak Jokowi Mundur dari Percaturan Pemilu

Foto: Dokumentasi KUK
Komunitas Utan Kayu (KUK) menyerukan maklumat kepada Presiden Joko Widodo
Penulis: Syahrizal Sidik
9/2/2024, 19.54 WIB

Komunitas Utan Kayu (KUK), menyampaikan maklumat kepada Presiden Joko Widodo agar mundur dari percaturan pemilu. Selain itu, KUK juga mengetuk kehormatan Jokowi bila ia ingin meninggalkan Istana secara terhormat.

Maklumat ini disampaikan empat hari jelang Pemilihan Umum 2024. Jokowi menjadi sasaran kritik karena memberikan dukungan kepada putra-putranya yang berkontes sebagai calon wakil presiden dan pemimpin partai peserta pemilu.

KUK turut sependapat guru-guru besar, pengajar filsafat, rohaniwan, dan lain-lain yang memaklumkan bahwa jujur dan adil adalah dasar etika politik. Jokowi, dalam hal ini, dinyatakan telah berbuat tidak jujur dan adil. Padahal, tanpa pemilu jurdil, legitimasi pemerintahan yang terpilih tidak akan berhasil mendapatkan legitimasi politik rakyat.

KUK juga menyarankan agar masyarakat menggunakan hak pilih pada Pemilu 2024."Jika Prabowo menang maka kita akan punya pemerintahan yang tidak legitimate, karena proses pencalonannya sudah tidak legitimate," kata Goenawan Mohamad, jurnalis senior dan Pendiri Komunitas Utan Kayu ini, dalam keterangan pers, Jumat (9/2).

Berikut ini “Maklumat Kepada Jokowi Yth ...”:

Mendekati hari pemilihan umum, kami meminta Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo mampu memperlihatkan diri sebagai pemimpin yang jujur dan adil. Waktunya tidak banyak, Tuan Presiden. Kita hendak terus menjadi bagian dari warga dunia yang beradab dalam berpolitik dan berdemokrasi, atau terlempar menjadi bangsa yang membiarkan kesewenang-wenangan menang.

Kami sependapat dengan guru-guru besar, pengajar filsafat, rohaniwan, dan lain-lain yang memaklumkan bahwa jujur dan adil adalah dasar etika politik kita. Sejak Reformasi 1998, kita mendasarkan pemilihan umum pada dua nilai itu. Hanya bila pemilu kita jujur dan adil, kita bisa beroleh pemerintahan yang legitimate.

Perbuatan Anda memanipulasi lembaga-lembaga tinggi negara dan lembaga negara, anggaran negara dan sumber daya pemerintahan, serta bersekongkol dengan oligarki demi kepentingan politik keturunan Anda, adalah praktik kekuasaan yang melukai bukan saja demokrasi, tapi rasa keadilan dan nurani kami.

Waktunya tidak banyak, kami mendesak Anda meninggalkan Istana dengan terhormat. Sebab, kejujuran dan keadilan adalah dasar kita mengelola tujuan bernegara. Pemimpin yang tidak jujur dan tidak adil, akan dikenang sebagai penguasa lalim. Sejarah Reformasi belum terlalu lama untuk dapat Anda ingat.

Kami mendesak Anda berhenti terlibat dalam upaya lancung memenangkan calon presiden dan calon wakil presiden, serta partai politik yang diisi oleh putra-putra Anda.

Sebagian pembantu Anda di kabinet, kami yakini sebagai orang-orang berintegritas tinggi. Mereka memegang kuat etika profesi. Anda tak bisa terus mencundangi mereka.

Pada kesempatan ini, kami menyerukan pula kepada seluruh warga negara Indonesia, untuk menggagalkan upaya Anda menegakkan politik dinasti, Tuan Presiden. Kami berseru agar warga menggunakan hak pilih sebagai kewajiban sosial mempertahankan demokrasi kita agar tidak direbut oleh koalisi Anda.

Jakarta, 9 Februari 2024
Dari Pojok Utan Kayu