Media asing seperti The Economist, The Guardian, dan CNN menyoroti campur tangan Presiden Jokowi atau Jokowi dalam mendukung capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
The Guardian melaporkan tentang Presiden Jokowi yang menghadapi kritik atas dugaan campur tangan dalam Pemilu 2024. Lebih dari 200 juta orang akan memilih dalam Pemilu 2024 secara serentak besok (14/2).
Media yang berbasis di Inggris itu menyebutkan elektabilitas Prabowo unggul ketimbang Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
“Para kritikus mengatakan tim kampanye Prabowo mengambil keuntungan secara tidak adil dari sumber daya dan dukungan Presiden Jokowi,” demikian isi laporan The Guardian.
Namun The Guardian juga melaporkan bahwa Kantor Kepresidenan membantah bahwa Jokowi ikut campur dalam pemilu dan tidak secara eksplisit mendukung Prabowo.
Sementara itu, The Economist membuat editorial yang menyoroti keterlibatan Presiden Jokowi dalam Pemilu 2024. Menurut media yang berbasis di Inggris ini, Jokowi meninggalkan kursi kepresidenan dengan cara yang kurang baik ketimbang saat ia menjabat.
Dalam editorial, The Economist mengungkapkan janji Jokowi ketika pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada 2014. “Jokowi meraih kekuasaan dengan janji menentang para elit yang mengatur negara demokrasi terbesar ketiga di dunia sejak jatuhnya era diktator Soeharto pada 1998,” kata The Economist.
“Namun, alih-alih mengalahkan demokrasi, pialang kekuasaan, Jokowi justru ikut bergabung dengan mereka,” The Economist menambahkan.
The Economist menyebut Presiden Jokowi mendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 yakni Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.
Media itu menarasikan Prabowo sebagai mantan jenderal dan menantu Soeharto, yang memiliki catatan tentang hak asasi manusia yang negatif, serta ambivalensi terhadap demokrasi.
The Economist juga menyebut Gibran Rakabuming merupakan putra sulung Jokowi yang bisa mencalonkan diri sebagai cawapres berkat saudara ipar Presiden yakni Anwar Usman.
Anwar Usman menjabat sebagai ketua Mahkamah Konstitusi ketika mencabut aturan tentang batasan usia untuk mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres yakni minimal 40 tahun.
Gibran yang berusia 36 tahun terancam tak bisa mencalonkan diri sebagai cawapres Prabowo. Berkat pencabutan aturan oleh Anwar Usman, Gibran bisa menjadi cawapres.
“Dukungan terhadap Jokowi menjadikan Prabowo sebagai favorit untuk memenangkan kursi kepresidenan,” kata The Economist.
Media asal Inggris itu juga menjelaskan bahwa Prabowo mengikuti Pilpres tiga kali yakni 2014, 2019, dan 2024.
The Economist menyebut pesaing Prabowo yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sebagai mantan gubernur yang kompeten. Media asing ini juga bercerita bahwa Anies dan Ganjar melaporkan gangguan saat kampanye Pemilu 2024 dan keterlibatan pejabat untuk mendukung Prabowo.
“Hal ini merupakan petanda yang mengkhawatirkan bagi Indonesia, dan merupakan akhir yang tidak layak bagi masa jabatan Jokowi,” kata The Economist.
Menurut The Economist, pengelolaan ekonomi di masa pemerintahan Presiden Jokowi memang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kinerja terbaik dalam beberapa tahun terakhir.
Namun Indonesia rentan terhadap penguatan dolar dan pergeseran aliran modal asing, sehingga masuk dalam ‘fragile five’ menurut Morgan Stanley. Fragile five merujuk pada negara-negara yang dianggap paling berisiko karena ketergantungan mereka pada investasi asing untuk mendorong pertumbuhan.
“Berkat manajemen yang hati-hati, keuangan negara membaik dan perekonomian menjadi lebih stabil. Indonesia tumbuh sekitar 5% per tahun dengan cukup konsisten,” ujar The Economist.
The Economist juga menyoroti pembangunan infrastruktur seperti jalan dan kereta api. Selain itu, mendesak perusahaan-perusahaan untuk mengolah nikel di dalam negeri.
“Jokowi mendukung pengembangan industri yang menyumbang setengah produksi dunia. Tata kelola yang lebih baik telah berkontribusi terhadap penurunan deforestasi yang selama ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar,” ujar The Economist.
Selain The Guardian dan The Economist, media asing seperti CNN, Aljazeera dan VOA America melaporkan tentang Pemilu 2024 di Indonesia. Aljazeera menyoroti tanggapan ekonom bahwa siapapun pemenang dalam Pilpres 2024, tidak akan jauh berbeda karena program yang ditawarkan relatif ingin melanjutkan kebijakan pemerintahan saat ini.
Sementara itu, CNN mengungkapkan tentang kontroversi Prabowo di bidang hak asasi manusia. Media asing ini juga menyoroti keterlibatan Jokowi dalam Pilpres 2024.