Migrant Care Temukan DPT Luar Negeri Pemilu 2024 Gunakan Data Lama

ANTARA FOTO/Rafiuddin Abdul Rahman/Spt.
Sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) melakukan penghitungan surat suara Pemilihan Umum (Pemilu 2024) di Pusat Dagangan Dunia Kuala Lumpur (WTC), Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (14/2/2024). Ada sekitar 223 TPS dan 136 Kotak Suara Keliling (KSK) yang disiapkan petugas KPPS untuk membantu migran Indonesia mengikuti Pemilu 2024.
17/2/2024, 14.40 WIB

Migrant Care menemukan sejumlah catatan penyelenggaran Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 yang carut marut di luar negeri. Salah satu catatan tersebut adalah data Pemilih Tetap (DPT) luar negeri yang bermasalah.

Direktur Migrant Care, Wahyu Susilo, mengatakan DPT seharusnya menjadi tonggak awal penyelenggaraan pemilu. Namun, tiap lembaga penyelenggara pemilu baik KPU maupun Bawaslu seolah mundur 10 langkah ke belakang ketika DPT disahkan.

Dia mengatakan, DPT dan DPTLN ditetapkan pada Juli 2023 menjadi angka paripurna yang tak pernah diselaraskan dengan mobilisasi pemilih, terutama pekerja migran.

"Angka akhir DPTLN yang dianggap telah 'shahih' itu dalam banyak temuan kami masih memuat data lama yang tak terupdate dan juga nir koreksi dan perubahan pasca banyaknya permasalahan terkait data mencuat ke publik," ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (17/2).

Dia mengatakan, Bawaslu juga tak berbuat banyak. Padahal lembaga tersebut seharusnya dapat memberikan langkah khusus dan pengawasan terhadap data

"Implikasinya, tentu sangat signifikan dalam kekacauan penyelenggara pemilu Indonesia di luar negeri," ujarnya.

Halaman: