El Nino Diprediksi Lanjut hingga Maret, Pemerintah Antisipasi Karhutla
Pemerintah terus melakukan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena El Nino masih akan terjadi pada Maret 2024i.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto mengatakan semua daerah harus tetap siap siaga dan meningkatkan usaha untuk menanggulangi karhutla. Hal ini disampaikan Hadi saat memimpin rapat koordinasi (rakor) membahas antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2024.
“Saya juga minta kepada seluruh Kementerian/Lembaga, Panglima TNI dan Kapolri, Kepala Daerah, Pangdam/Danrem, Kapolda dan stakeholder/perusahaan serta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan,” kata Hadi dalam keterangan tertulis, Kamis (14/3).
Dalam rakor itu, hadir Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Adapun BMKG mencatat indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) diprediksi turun secara gradual menuju netral pada April 2024. Sementara itu Indian Ocean Dipole (IOD) netral diprediksi terus bertahan pada semester I tahun 2024.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya melaporkan pada 2023 Kementerian LHK menangani luas karhutla sebesar kurang lebih 488.064,65 Ha atau sebesar 29,59% dibandingkan dengan Tahun 2019.
Begitu juga perbandingan akumulasi hotspot tahun 2023 dan 2019, terdapat penurunan hotspot 15.961 Titik (59,92%). Selain itu, emisi dari karhutla pada 2023 sebesar 182.714.440 terdapat penurunan emisi sebesar 421.091.134 ton CO2e (69,74%).
El Nino 2024 Diprediksi Moderat, Ini Wilayah yang Potensi Kekeringan
BMKG memprediksi gangguan iklim dari Samudra Pasifik yaitu ENSO diperkirakan akan berada pada fase El Nino Lemah hingga Moderat pada awal 2024. Kondisi iklim akan berada pada fase netral pada akhir 2024.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan terdapat peluang menjadi fenomena La Nina yang merupakan pemicu anomali iklim basah. Namun peluang tersebut kecil. Demikian juga dengan fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang merupakan penyebab gangguan iklim dari Samudra Hindia.
“IOD diprediksikan akan berada pada fase Netral dari awal hingga akhir 2024," kata Dwikorita dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (2/1).
Berdasarkan dinamika atmosfer tersebut, Dwikorita mengatakan, jumlah curah hujan tahunan pada 2024 diprediksikan umumnya berkisar pada kondisi normal. Meskipun kemarau 2024 diprediksi berlangsung dengan normal, namun terdapat wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan.
Dwikorita mengatakan, hal itu karena secara iklim memang memiliki curah hujan yang rendah. Adapun daerah yang memiliki potensi kekeringan tersebut adalah Lampung, sebagian Jawa, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Papua bagian selatan.