Ahli dari Kubu Anies Sebut Suara Pemilu di Luar Negeri Lebih Murni

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (ketiga kiri) dan Muhaimin Iskandar (keempat kiri) serta didampingi tim kuasa hukumnya menyampaikan keterangan pers usai sidang perdana perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (27/3/2024).
1/4/2024, 12.49 WIB

Ahli yang dihadirkan kubu Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar di sidang sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU), Vid Adrison, menyatakan pelaksanaan Pemilu 2024 yang murni terlihat dari pelaksanaan pemilu di luar negeri. Ia menyatakan pemilu di dalam negeri dekat dengan kepentingan. 

Pernyataan itu disampaikan Vid mengacu pada siklus anggaran politik alias political budget cycle Indonesia. Ketua Departemen Ekonomi Universitas Indonesia itu  mengatakan biasanya ada peningkatan komposisi belanja untuk perlindungan sosial menjelang Pemilu.

“Singkatnya, akan ada peningkatan spending menjelang pemilu. Itu akan menguat ketika yg naik itu incumbent atau petahana,” ujar Vid dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi, Senin (1/4).

Hakim Arief Hidayat lantas bertanya, apakah suara Pemilu yang murni itu terjadi di luar negeri, terutama di Amerika dan Eropa? Pertanyaan itu ia dasarkan lantaran pemilih luar negeri tidak memperoleh bantuan sosial, relatif lebih kaya, dan pendidikannya lebih baik.

Pertanyaan hakim itu dibenarkan oleh Vid. Dari studi yang dilakukan di berbagai negara, political budget cycles ini memang terjadi di negara maju dan negara berkembang. 

“Tapi magnitude-nya jauh lebih besar di negara berkembang atau negara yang baru melaksanakan demokrasi,” kata Vid. “Kenapa? Karena itu efektif.”

Merujuk hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) di luar negeri pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka keluar sebagai pemenang.  Pasangan ini menang di mayoritas dari 128 kota penyelenggara pemilihan di luar negeri. Adapun Anies - Muhaimin menang di beberapa daerah seperti Arab Saudi dan Abu Dhabi. 

Soroti Bansos di Pemilu. 

Vid menjelaskan, biasanya negara berkembang atau negara yang baru melaksanakan demokrasi, punya pendapatan dan pendidikan rendah. Di sisi lain, warga negara maju dengan pendapatan dan pendidikan yang tinggi punya kemampuan melihat implikasi dari pilihan yang mereka buat dalam Pemilu.

Dalam sidang pagi ini, Vid memberi paparan terkait dampak pemberian bantuan sosial atau bansos terhadap perolehan suara paslon nomor urut dua, Prabowo-Gibran. Ia menemukan ada bukti statistik kuat dan konsisten, bahwa ada hubungan positif antara kemiskinan dengan persentase perolehan suara petahana.

Oleh karena itu, ia menyatakan ada tiga implikasi bansos terhadap perolehan suara. Pertama, kebijakan pemerintah yang ditargetkan pada kelompok masyarakat, seperti bansos, bakal meningkatkan persentase perolehan suara petahana atau kandidat yang didukung petahana.

Kedua, di provinsi dengan tingkat kemiskinan 10%, pemberian bansos bakal meningkatkan margin kandidat petahana atau yang didukung petahana sebesar 6,26—9%. Margin ini adalah selisih antara suara pemenang dan total kandidat.

Ketiga, margin ini belum memperhitungkan dampak bansos ad hoc. Vid menjelaskan bansos ad hoc pada 2023 berupa bantuan langsung tunai atau BLT El Nino dan BLT Desa. Kemudian pada 2024, bansos ad hoc ini berupa BLT mitigasi risiko pangan dan bantuan pangan beras.

Reporter: Amelia Yesidora