Pakar Militer: Bentrok TNI AL dan Brimob Perlu Diusut Transparan

ANTARA/Yuvensius Lasa Banafanu
Kapolda Papua Barat Johnny Eddizon Isir memberikan keterangan terkait kejadian bentrok sejumlah oknum anggota TNI AL dan oknum Brimob di Mapolresta Sorong Kota, Minggu (14/4/2024) malam.
Penulis: Antara
15/4/2024, 13.11 WIB

Pakar militer sekaligus Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai jajaran TNI AL dan Polda Papua Barat harus menjalankan investigasi dengan transparan untuk mengusut penyebab utama terjadinya bentrok TNI-Polri di Sorong, Minggu (14/4). Menurut dia, permasalahan tersebut sebaiknya tidak disepelekan.

"Jangan menyederhanakan masalah hanya sekadar kesalahpahaman dan diselesaikan dengan salaman, saya kira tidak akan selesai. Harus diusut tuntas," kata dia dikutip dari Antara, Senin (15/4).

Menurut Fahmi, pertikaian antara personel TNI dan Polri di lapangan bukanlah hal baru. Banyak dari peristiwa tersebut disebabkan oleh kesalahpahaman sehingga alasan tersebut sudah dianggap lumrah.

Fahmi yakin tingkat kepercayaan publik akan meningkat dengan adanya investigasi yang transparan. Kedua belah pihak juga bisa mengambil tindakan tegas terhadap personel yang dianggap menjadi provokator masalah.

"Jangan dibiarkan difasilitasi arogansi dan main hakim sendiri," kata dia.

Perlu Ada Pembinaan

Selain itu, dia juga menilai perlu adanya pembinaan sumber daya manusia dari jajaran pasukan hingga pimpinan. Hal itu perlu dilakukan untuk meredam sifat impulsif dan ego sektoral yang kerap jadi pemicu tindak kekerasan.

Pengendalian emosi setiap personel, lanjut Fahmi, harus menjadi perhatian khusus TNI dan Polri agar tidak mudah tersulut dan berujung bentrok kembali. Fahmi juga menyarankan kedua belah pihak menggelar kegiatan bersama demi menjaga sinergitas dan keharmonisan hubungan.

"Bisa dibuat kegiatan olahraga bersama ataupun kegiatan lain yang membuat personel membaur bersama," jelas Fahmi.

Halaman: