Anies-Muhaimin Bangga pada 3 Hakim MK yang Nyatakan Dissenting Opinion

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar hadir dalam sidang putusan perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin (22/4/2024).
23/4/2024, 07.03 WIB

Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar memberikan pernyataan resmi usai Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pemilihan Presiden 2024. Keduanya mengapresiasi tiga hakim MK yang memberikan dissenting opinion atau opini yang berbeda mengenai putusan tersebut.

Muhaimin mengatakan, putusan MK tersebut tidak terlalu mengejutkan.

"Putusan hari ini mengkonfirmasi bahwa kita semua, termasuk MK, tak kuasa menghentikan laju pelemahan demokrasi di negeri kita tercinta," ujarnya saat memberikan pernyataan bersama Anies Baswedan yang diunggah di Instagram @aniesbaswedan dan @cakiminow, Senin (22/4).

Sebagai catatan, Anies dan Muhaimin menyatakan s sangat bangga dengan tiga hakim MK yang menyatakan dissenting opinion. Tiga hakim MK tersebut adalah Saldi Isra, Enny Nurbaningsih, dan Arief Hidayat. 

"Mereka adalah orang-orang yang mulia yang jadi harapan bagi tegaknya konstitusi dan kembalinya marwah Mahkamah Konstitusi ke depan. Mereka akan menjadi catatan indah dan baik dalam sejarah kita berbangsa dan bernegara," kata Muhaimin.

Dia mengatakan, Saldi Isra saat sidang MK mengingatkan tentang keadilan substansial bukan sekedar keadilan prosedural. Ini adalah catatan sangat penting yang terabaikan dalam proses demokrasi Indonesia akhir-akhir.

"Ini artinya kita memiliki tugas yang masih panjang. Demokrasi kita sebetulnya masih ringkih dan harus terus-menerus dijaga dan dirawat," ujar Muhaimin.

Namun, demikian, dia dan Anies menyatakan menerima dan menghormati Keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut sebagai keputusan yang final dan mengikat

Masyarakat Demokrasi Harus Kebal Iming-iming

Sementara itu, Anies mengatakan bahwa kita memerlukan usaha untuk terus menerus memperkuat demokrasi. Dia mengatakan bahwa perlu sensitifitas untuk terus menerus menjaga agar amanat reformasi tidak tergerus.

"Walaupun proses penggerusannya berjalan pelan-pelan, sedikit-sedikit, yang seringkali membuat kita terlena," ujarnya.

Dia mengatakan, kita semua harus kerja keras untuk menyadarkan publik luas bahwa institusi demokrasi yang kuat dan berfungsi baik itu sama pentingnya dengan institusi ekonomi yang kuat dan berfungsi dengan baik. Keduanya harus berjalan dengan baik, efisien dan menggunakan prinsip-prinsip yang benar.

"Oleh karena itu kita semua harus terus bekerja terus, merangkul dan memperkuat masyarakat agar dalam proses demokrasi masyarakat kita bisa kebal terhadap imbalan-imbalan iming-iming jangka pendek, dan tahan ancaman-ancaman, serta tidak ada lagi pihak-pihak yang melakukan itu pada masyarakat," ujarnya.

Anies juga berpesan kepada anak muda yang mendukungnya. Ia berharap seluruh proses Pilpres tak membuat mereka patah arang.

"Justru ini jadi pengingat bahwa perlu semakin banyak dari kita yang mau berjuang di jalan politik," katanya.

. Ia lalu berterima kasih kepada partai pengusung seperti Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) atas dukungannya selama ini.

Tak hanya itu, dia mengucapkan terima kasih kepada relawan dan para pendukung. "Mengorbankan banyak tenaga, pikiran, dan harta demi memperjuangkan aspirasi perubahan," katanya.