Indonesia dan Singapura Bakal Gelar Leader's Retreats, Bahas Apa Saja?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima lawatan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan di Istana Merdeka Jakarta pada Jumat (26/4). Dalam kunjungannya kali ini, Vivian melaporkan rencana kunjungan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong untuk menemui Jokowi di Istana Bogor pada Senin, 29 April mendatang.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut hadir dalam pertemuan itu menguraikan topik pembicaraan kali ini berfokus pada persiapan konvensi Leader's Retreats yang tahun ini akan berlangsung di Indonesia.
Pertemuan Leader's Retreats merupakan agenda tahunan yang dilakukan antara Presiden Indonesia dengan Perdana Menteri Singapura. Pada 2023, Leader's Retreats digelar di Hotel Fullerton, Singapura.
"Kunjungan Perdana Menteri Lee ke Indonesia merupakan satu dari kunjungan yang paling terakhir sebelum beliau menyerahkan pemerintahan kepada Perdana Menteri yang baru," kata Retno saat ditemui seusai pertemuan.
Retno melanjutkan agenda pertemuan antara Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong akan membahas sejumlah isu krusial seperti ketahanan pangan, transisi energi dan investasi Singapura di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Diskusi mengenai rencana investasi Singapura di IKN merupakan salah satu topik penting, mengingat sejumlah perusahaan swasta asal Singapura telah menunjukkan ketertarikan untuk menanamkan modalnya di sektor transisi energi, khususnya pada pembangunan pembangkit listrik tenaga surya.
"Hari Senin nanti mari kita lihat hasil pembicaraan antara Bapak Presiden dengan Perdana Menteri yang akan memberikan joint press briefing kepada media," kata Retno.
Kerjasama produksi listrik matahari antara Indonesia dan Singapura telah terjalin lewat kolaborasi PT PLN Nusantara Renewables dengan perusahaan energi asal Singapura, Sembcorp Utilities Pte Limited senilai US$ 64 juta atau sekira Rp 1,03 triliun.
Direktur Utama PT PLN Nusantara Renewables Harjono mengatakan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) itu memiliki kapasitas total mencapai 50 megawatt (Mw). Besaran ini melebihi permintaan listrik di IKN yang ditaksir berada di angka 24 Mw.
Harjono menjelaskan kepemilikan saham dalam proyek PLTS tersebut dibagi menjadi 51% untuk PLN Nusantara Renewables dan 49% untuk Sembcorp.