Jokowi Resmikan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Youtube/Sekretariat Presiden.
Presiden Joko Widodo saat meresmikan program pendidikan dokter spesialis atau PPDS di Jakarta, Senin (6/5). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
6/5/2024, 11.27 WIB

Presiden Joko Widodo meresmikan program pendidikan dokter spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit hari ini. Kurikulum baru ini bergerak bersamaan dengan PPDS di 24 fakultas kedokteran di Indonesia sehingga diharapkan mengatasi kekurangan dokter spesialis.

“Pada pagi hari ini, secara resmi saya luncurkan pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit pendidikan sebagai penyelenggara utama,” ujar Jokowi dilansir dari kanal YouTube Kementerian Kesehatan, Senin (6/5).

Dalam kunjungan ke daerah enam bulan terakhir, Jokowi menemukan alat-alat kesehatan sudah cukup merata di fasilitas kesehatan. Beberapa di antaranya adalah USG di puskesmas dan alat MRI di rumah sakit. Kendati demikian, keluhan utama di daerah bukan lagi alat kesehatan, melainkan tiadanya dokter spesialis.

Ia kemudian memaparkan bahwa rasio dokter dengan penduduk sangat jauh yakni 0,47 dari 1.000. Rasio itu menempatkan Indonesia dalam peringkat 147 dunia dan peringkat kesembilan di ASEAN.

Mengutip data dari Kementerian Kesehatan, Jokowi menyebut saat ini Indonesia masih kekurangan 124 ribu dokter umum dan 29 ribu dokter spesialis.

“Ini yang harus segera diisi. Jangan sampai peralatan yang tadi sudah sampai di kabupaten/kota tidak berguna gara-gara dokter spesialisnya tidak ada,” ujar Jokowi.

Kepala Negara juga kembali menyebut Indonesia akan memperoleh bonus demografi dalam 10–15 tahun mendatang. Dengan jumlah 68% penduduk berusia produktif, kesehatan menjadi hal yang patut diperhatikan.

“Oleh sebab itu betul betul mati-matian an kita harus menyiapkan ini, harus merencanakan ini, harus merombak hal-hal yang kurang harus kita perbaiki, semuanya.” katanya.

Di kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan produksi dokter spesialis di Tanah Air sebanyak 2.700 orang per tahun. Angka ini masih jauh dengan kebutuhan dokter di Indonesia yakni 29.000 hingga 30.000 orang per tahun.

 “Jadi butuh waktu 10 tahun lebih (untuk memenuhi kebutuhan) dan itu terjadi terus setiap tahun,” kata Budi dalam kesempatan yang sama.

Ia kemudian membandingkan dengan Inggris yang penduduknya 50 juta jiwa namun produksi dokter spesialisnya 12.000 orang per tahun. Produksi ini lima kali lipat lebih banyak dari Indonesia.

Dari komparasi itu, ia menemukan bahwa sistem pendidikan berbeda. Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan membuka pendidikan berbasis rumah sakit dan kolegium.

“Sekarang ada 420 rumah sakit pendidikan yang akan mendampingi 24 fakultas kedokteran yang sudah melakukan pendidikan spesialis. Sehingga bukan hanya 24 yang bisa memproduksi, tapi ditambah lagi 420,” kata Budi.

Selain Presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, hadir pula Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam acara tersebut.

Selain itu, ada juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono

Reporter: Amelia Yesidora