Jokowi Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila di Karawang Rp 76 Miliar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang, Jawa Barat pada Rabu (8/5). Modeling budidaya ikan nila salin milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini dibangun sejak 2023 dengan lahan seluas 80 hektare (ha).
Saat ini biaya investasi pembangunan fasilitas sarana prasarana modeling nila mencapai Rp 76 miliar. Jokowi berharap pembangunan fasilitas budidaya ikan nila ini dapat menangkap peluang permintaan pasar global yang mencapai US$ 14,4 miliar atau sekira Rp 231,7 triliun pada 2024.
"Besarnya permintaan ini harus kita manfaatkan, tapi juga jangan langsung membuat yang besar. Saya setuju dibuat model dulu," kata Jokowi saat memberikan sambutan.
Produktivitas modeling diharapkan bisa mencapai sekitar 7.020 ton per siklus atau senilai Rp 210,6 miliar dengan asumsi harga jual ikan nila salin Rp 30 ribu per kg. Dari asumsi hitungan ekonomi dengan harga pokok produksi Rp 24.500 per kg, modeling akan menghasilkan keuntungan sekitar Rp 38,6 miliar.
Dengan hitung-hitungan tersebut, Jokowi meyakini keberadaan modeling budidaya ikan nila salin ini dapat memicu dampak positif kepada masyarakat sekitar. Salah satunya adalah membuka lapangan pekerjaan tambahan untuk warga sekitar.
Fasilitas budidaya tersebut sebelumnya merupakan tambak udang yang dibangun oleh Presiden Soeharto sejak 1984 silam dengan nama Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat dan berhenti pada 1998. Namun, proyek tambak udang itu tidak berjalan karena terkontaminasi sehingga menjadi aset negara tanpa fungsi selama puluhan tahun.
Pembangunan modeling budidaya nila salin terbagi dalam empat kawasan tambak, yakni Tambak blok A, B, C dan D. Modelling klaster budidaya ikan nila salin tersebut diharapkan nantinya bisa menjadi percontohan budidaya ikan nila salin bagi pelaku usaha yang budidaya memanfatkan perairan umum seperti danau.
Jokowi mengatakan telah membuat perencanaan perluasan 78.000 ha tambak ikan budi daya ikan nila di sejumlah titik dari Banten hingga Banyuwangi. Adapun estimasi anggaran yang diperlukan mencapai Rp 13 triliun.
Jokowi pun berencana menyiapkan pendanaan awal proyek tersebut di Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja (RAPBN) 2025.
"Kemudian pada 2026 saya akan bisiki presiden terpilih agar mimpi besar ini betul-betul bisa direalisasikan," ujar Jokowi.