Parpol Pendukung Prabowo Berniat Lanjutkan Koalisi di Pilkada 2024
Partai politik (parpol) anggota Koalisi Indonesia Maju alias KIM berniat untuk meneruskan aliansi kerja sama ke dalam ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. Koalisi itu bertujuan mempertahankan kemenangan dari pusat ke daerah.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Dewan Pimpinan Pusat Partai (DPP) Partai Golkar, Dave Laksono, mengatakan pembentukan KIM bertujuan untuk memenangkan anggota parpol koalisi di Pilpres hingga Pilkada. Dia menganggap koalisi di pemerintah pusat hingga pemerintah daerah dapat berdampak positif bagi pelaksanaan kebijakan kabinet Prabowo-Gibran nantinya.
"Perlu adanya kesinambungan yang kuat dari parlemen dan ke kepala daerah. Itu rencana kami untuk bisa menjalankan roda pemerintahan dengan garis komando yang kuat dan jelas, dari pusat ke hingga ke daerah," kata Dave saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Senin (13/2).
Dave menyebut sudah ada komunikasi lanjutan dengan parpol anggota KIM untuk meneruskan langkah koalisi pilpres ke penghelatan pilkada tahun ini. Diskusi awal dilakukan dengan memperhatikan calon kepada daerah dari tiap-tiap parpol anggota KIM yang memiliki elektoral tinggi di wilayah tertentu.
Figur kader parpol dari salah satu partai yang dianggap punya elektabilitas tinggi akan mendapat dukungan bersama dari seluruh parpol KIM. Menurut Dave, seleksi calon kepada daerah yang dipilih untuk maju adalah sosok yang punya elektabilitas tinggi dari hasil survei.
"Harus ada proses survei dan penyesuaian. Kami lihat masing-masing di daerah, baru bisa kami tentukan komposisi pasangannya seperti apa. Kalau untuk wilayahnya, tentu kami ingin bersama di daera seluruh Indoensia," ujar Dave.
Dave melihat potensi kerja sama KIM ke pilkada dapat menaikkan suara elektoral Partai Golkar nantinya. Ini dilihat dari wacana keberlanjutan yang disuarakan oleh KIM dalam pemilihan legislatif (pileg) lalu. Menurut Dave, narasi keberlanjutan menjadi instrumen yang cukup efektif untuk menunjukkan peran Golkar dalam upaya penyelesaian target program pemerintah ke masyarakat.
"Terbukti menjelang pilpres kemarin ketika kami berhasil mendorong target pemerintah dan memberikan dampak langsung ke masyarakat, sehingga kami menikmati dukungan yang besar dari masyarakat," kata Dave.
Dalam Pileg kali ini, Golkar menjadi partai politik nomor dua dengan memperoleh 23.208.654 pemilih atau 15,29% suara sah. Selisih ini tipis dari capaian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menempati urutan pertama dengan mengantongi 16,72% suara sah.
Meski berada di posisi kedua, Golkar merupakan partai politik yang memperoleh suara Pileg tertinggi di tubuh Koalisi Indonesia Maju. Mengungguli perolehan Gerindra dengan 13,22% suara, Demokrat 7,43% dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang menjaring 7,24%.
Adapun KIM pengusung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024 beranggotakan Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat dan PAN. Koalisi tersebut juga berisi sejumlah partai non parlemen seperti Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gelora dan Partai Rakyat Adil Makmur (Prima).
Kerja Sama Tim Kampanye Daerah Prabowo-Gibran
KIM punya pengalaman kolaborasi saat menggerakkan Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka saat Pilpres lalu.
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan rencana untuk melanjutkan kolaborasi KIM ke Pilkada dapat mempermudah koordinasi kebijakan pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Kendati demikian, Herzaky mengakui bahwa komposisi koalisi partai politik di tingkat lokal akan lebih terbuka, dinamis dan cair. Ini karena tiap-tiap partai politik merasa punya kader yang dianggap punya elektabilitas untuk diusung menjadi pimpinan atau wakil kepada daerah.
"Bisa jadi di antara kami pun bisa saling bersaing karena punya jago masing-masing di tiap daerah. Jadi kami tidak mematok itu, namun opsi berkoalisi dengan KIM adalah pilihan pertama," kata Herzaky saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Senin (13/5).
Herzaky belum bisa memastikan berkoalisi dengan KIM di pilkada dapat mengerek suara bagi calon kepala daerah yang berasal dari kader Demokrat. Meski begitu, ujar Herzaky, menjalin kolaborasi politik dengan KIM di Pilkada punya nilai positif karena pengalaman menggerakkan TKN dan TKD Prabowo-Gibran saat Pilpres lalu.
"Pilkada itu tergantung ketokohan. Jadi bahwa dengan KIM bisa meningkatkan elektoral, ya enggak juga karena kami belum melihat sampai sejauh itu. Tapi kami lebih melihat kepada kesamaan visi dan misi saat bekerja sama di TKN dan TKD," ujar Herzaky.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menyambut baik kesepakatan antar partai politik di pusat agar koalisi KIM dilanjutkan di Pilkada. Dia mengatakan komunikasi selama ini sudah berjalan baik, sehingga sudah terbentuk relasi dari ketika sama-sama berjuang memenangkan Prabowo-Gibran. "PSI mendukung. Meskipun belum ada kesepakatan, sementara kami memprioritaskan komunikasi dengan calon-calon dari KIM," kata Grace.
Adapun Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan tidak akan terikat oleh KIM dalam pengusungan calon kepada daerah pada Pilkada tahun ini. Partai berlogo matahari putih ini membuka peluang untuk berkoalisi dengan partai politik di luar KIM dalam pesta politik daerah.
"Kami tidak terikat dengan koalisi Pilpres. Jadi PAN terbuka untuk membentuk koalisi dengan PDIP, PKS, PKB di Pilkada," kata Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan pada Selasa (23/4).