PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) telah menyepakati nota kesepahaman untuk menjajaki penggabungan usaha, dengan recana membentuk entitas baru, MergeCo.
Penggabungan ini masih dalam tahap evaluasi awal, dengan Axiata dan Sinar Mas tetap menjadi pemegang saham pengendali MergeCo.
Kedua perusahaan berharap MergeCo nantinya dapat menggabungkan kekuatan untuk menciptakan nilai sinergis, memenuhi tuntutan pasar yang dinamis, dan memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen telekomunikasi di Indonesia.
Pada pengumuman manajemen XL Axiata di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Axiata menyatakan, diskusi di antara para pihak belum menghasilkan kesepakatan atau penyelesaian rencana transaksi yang mengikat.
Rencana merger XL Axiata dengan Smartfren menjadi salah satu artikel terpopuler. Selain itu, simak juga bagaimana Adaro menyiapkan Adaro Green untuk melantai di bursa, serta Infografik mengenai suhu panas di kawasan Asia.
Berikut Top News Katadata.co.id:
1. XL Axiata dan Smartfren Teken Kesepakatan Merger, Berganti jadi MergeCo
Wacana merger dua perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akhirnya bakal terwujud. Kedua perusahaan baru saja menyepakati nota kesepahaman yang tidak mengikat untuk menjajaki rencana penggabungan usaha.
Nota kesepakatan itu ditandatatangi Grup Sinar Mas, yang diwakili tiga entitas yakni PT Wahana Inti Nusantara (WIN), PT Global Nusa Data (GND); dan (c) PT Bali Media Telekomunikasi (BMT) bersama dengan Axiata Group Berhad, induk dari XL Axiata.
Nantinya, setelah merger XL Axiata dan Smartfren akan ada entitas baru yang disebut MergeCo.
“Rencana transaksi ini masih dalam tahap evaluasi awal, di mana Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo,” tulis pengumuman manajemen XL Axiata di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dikutip Rabu (15/5).
Pada saat ini, diskusi yang sedang berlangsung antara para pihak belum menghasilkan kesepakatan atau penyelesaian rencana transaksi yang mengikat.
Validasi terhadap penggabungan dan penciptaan nilai bagi pemegang saham, uji tuntas, persiapan rencana bisnis bersama dan kesepakatan atas persyaratan penting akan menjadi kegiatan utama yang dilakukan selama tahap penjajakan yang diatur dalam MOU.
2. Boy Thohir Siapkan Adaro Green Melantai di Bursa, Fokus ke Fundamental
Presiden Direktur Garibaldi Thohir PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) buka suara soal rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Adaro Green.
Dia mengatakan saat ini perusahaan tengah fokus terhadap pengembangan di Adaro Green sebelum mantap untuk melantai di Bursa Efek Indonesia atau BEI. "One day kami akan ke sana (IPO)," kata Garibaldi saat ditemui Katadata.co.id, Rabu (15/5).
Garibaldi mengatakan jika Adaro Green masih perlu waktu untuk melakukan IPO sebab pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau Hydropower masih butuh waktu tujuh tahun untuk beroperasi, yaitu sekitar 2030.
Dia menyebut prospek untuk PLTA tersebut memiliki prospek yang luar biasa ke depannya sebab prediksinya permintaan energi hijau akan lebih besar.
"Ke depan dari energi hijau yang kami bangun, masih banyak lagi turunannya. Dari green aluminium, bisa jadi green data center, dan banyak lagi, jadi prospek ADRO masih menjanjikan," tuturnya.
3. Adaro Energy Sepakat Bagikan Dividen Rp 12,85 Triliun
Emiten pertambangan batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menyepakati pembagian dividen tunai US$ 800 juta, setara Rp 12,85 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.069 per dolar Amerika Serikat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Rabu (15/5).
Rasio pembagian dividen sebesar 48,74% dari perolehan laba bersih tahun buku 2023. Adaro Energy Indonesia sebelumnya telah membayarkan dividen interim sebesar US$ 400 juta pada 12 Januari 2024.
Sehingga dividen tunai final yang akan dibayarkan yaitu US$ 400 juta, atau Rp 6,42 triliun. Sementara 51,26% dari sisa laba bersih yaitu US$ 841,43 juta digunakan sebagai laba ditahan.
Hingga pukul 10.30 WIB, saham Adaro Energy Indonesia terpantau mengalami kontraksi dari level harga penutupan Selasa (14/5) Rp 2.880. Walau demikian pada awal perdagangan, sahamnya dibuka menguat di level Rp 2.860 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 17,94 juta dengan nilai transaksi Rp 52,25 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 4.329 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 91,8 triliun.
4. INFOGRAFIK: Indonesia Dikepung Gelombang Panas
Sejumlah negara melaporkan fenomena heatwave atau gelombang panas di sejumlah wilayahnya. Di beberapa lokasi, suhu harian tertinggi terpantau melampaui 40 derajat celcius, bahkan mencapai 47 derajat.
Diprediksi ini akan menjadi rekor terpanas melebihi gelombang panas pada 2023. Menurut pengamatan di platform live cuaca Zoom Earth sejak 24 April hingga 30 April 2024, negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara tampak didominasi warna merah pekat. Artinya, tingkat suhu di wilayah tersebut sudah melebihi 40 derajat celcius.
India misalnya, per 30 April suhu tertinggi hariannya mencapai 47 derajat celcius. Kondisi ini mengakibatkan dua orang meninggal dan sejumlah sekolah hingga kampus harus ditutup. Bangladesh di hari yang sama juga mencapai 46 derajat celcius.
5. Panen Raya, Harga Jagung Anjlok Lebih dari 20%
Badan Pangan Nasional atau Bapanas mencatat, rata-rata nasional harga jagung di tingkat peternak turun lebih dari 20% dalam satu hari menjadi Rp 5.780 per kilogram pekan lalu, Rabu (8/5).
Pemerintah menilai hal tersebut disebabkan oleh kelebihan produksi jagung karena panen raya. Berdasarkan data Bapanas, harga jagung di tingkat peternak stabil selama sepekan terakhir di level Rp 5.000 per kg dan mencapai Rp 5.700 pada hari ini, Rabu (15/5).
Harga jagung di wilayah produsen ayam dan telur pun turun menjadi Rp 5.260 per kg di Jawa Tengah dan Rp 5.570 per kg di Jawa Barat.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas Maino Dwi Hartono mengatakan, kelebihan produksi jagung diperburuk dengan kemampuan serap gudang dan industri pakan yang terbatas.
Hal ini membuat harga jagung dengan kadar air 16% di tingkat petani kini hanya senilai Rp 4.600 sampai 4.700 per kg. Maino menilai, panen raya membuat harga jagung di tingkat peternak lebih rendah dari Harga Acuan Pemerintah atau HAP senilai Rp 5.800 per kg.
"Saat ini semua daerah produsen jagung sedang panen raya dan harganya mirip-mirip di semua daerah," kata Maino kepada Katadata.co.id, Rabu (15/5).