British Council menawarkan Dana Kemitraan Sains Internasional atau International Science Partnerships Fund (ISPF) ke Indonesia. Country Director British Council Indonesia Summer Xia, mengatakan program ini awalnya kolaborasi dengan Jepang pada Desember 2022 lalu.
Kendati demikian, Indonesia menjadi salah satu pilihan negara yang bisa menerima dana ISPF tahun ini. Seleksi putaran pertama untuk ISPF baru berlangsung Januari lalu dan seleksi putaran kedua tengah berlangsung.
“Pada awal tahun ini, kami membuka pendaftaran hibah atau grant kolaborasi untuk Mesir, Indonesia, Kenya, Malaysia, Filipina, Thailand, Turki, dan Vietnam. Kami sangat senang Indonesia terpilih,” kata Xia kepada Katadata.co.id Senin (13/5).
Ia menjelaskan ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan memilih Indonesia. Pertama, Xia menyebut Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk 280 juta jiwa dan 17 ribu pulau.
Indonesia juga adalah salah satu negara yang produktif mempublikasikan penelitian di Asia Tenggara. Dalam putaran pertama pembukaan program ISPF, British Council menerima 82 proposal penelitian. Ini adalah angka terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Malaysia.
Kemudian, Xia melihat Indonesia punya posisi unik dalam mengatasi berbagai masalah global, seperti perubahan iklim dan masalah lingkungan lainnya.
Xia juga menyebut pemerintah tengah fokus terhadap pengembangan sumber daya manusia. Langkah pemerintah ini ia anggap menjanjikan untuk mencapai pertubuhan sosial dan ekonomi.
“Jadi saya rasa kita punya ketertarikan yang sama, itulah mengapa kolaborasi," katanya.
British Council akan memberi 14 hibah atau grants untuk program ISPF tersebut. Seleksi putaran pertama sudah selesai pada Januari—Maret dan British Council memberi hibah bagi tujuh peserta masing-masing 80 ribu poundsterling atau sekitar Rp 1,62 miliar. Mereka diharapkan memulai riset pada Agustus
Departemen Sains, Inovasi, dan Teknologi Inggris atau DSIT, telah mengalokasikan 337 juta poundsterling atau setara Rp 6,8 triliun untuk program ini. Duit ini diberikan secara global dari awal pelaksanaan program yakni Desember 2022 hingga 2025 mendatang.
Selain hibah, British Council juga berencana meluncurkan program beasiswa atau fellowship bagi peneliti dan ilmuwan Tanah Air. Dengan beasiswa ini, mereka bisa kuliah pascasarjana dan bekerja di Inggris.
Untuk program ini, British Council akan memberi beasiswa 180 ribu poundsterling atau setara Rp 3,6 miliar bagi tiga orang penerima. Beasiswa ini bisa digunakan untuk biaya hidup dan tempat tinggal di Inggris, serta biaya riset di sana.
Berharap Gandeng Pemerintah
Dalam kesempatan tersebut, Xia berharap bisa menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Badan Riset Inovasi Nasional atau BRIN. Hal ini agar kuota atau besaran hibah bagi peneliti ini bisa makin besar di masa mendatang.
Terlebih, Indonesia adalah salah satu negara yang produktif mempublikasikan penelitian di Asia Tenggara. Dalam putaran pertama pembukaan program ISPF, British Council menerima 82 proposal penelitian. Ini adalah angka terbesar kedua di Asia Tenggara, di bawah Malaysia.
“Soalnya ini adalah pendanaan dari dua lembaga negara jadi kami harus melewati proses tertentu agar bisa mengelola dana itu dengan efektif dan efisien,” ujarnya.