Top News: Simulasi KPR Tapera, Gelombang Panas Mematikan di India
Simulasi Badan Pengelola (BP) Tapera menunjukkan masyarakat dapat menghemat cicilan bulanan hingga hampir Rp 1 juta dengan KPR Tapera, dibandingkan KPR Komersil.
Simulasi ini menggunakan skema cicilan untuk masyarakat berpenghasilan Rp 6 juta per bulan, dan mengambil KPR senilai Rp 300 juta untuk tenor 20 tahun.
Perbedaan ini dapat terjadi karena peserta KPR Tapera mendapatkan suku bunga tetap 5% per tahun, serta tambahan bantuan uang muka sehingga membuat plafon KPR turun.
Selain itu, peserta juga mendapatkan manfaat tabungan yang akan dikembalikan pada akhir masa kepesertaan, sehingga menambah total benefit yang akan mereka terima dengan Tapera.
Simulasi penghitungan Tapera menjadi salah satu artikel terpopuler pada akhir pekan ini di Katadata.co.id. Selain simulasi Tapera ini, simak juga bagaimana Serikat Pekerja menolak iuran Tapera, serta gelombang panas di India yang mematikan.
Berikut Top News Katadata.co.id:
1. Simulasi KPR Tapera Rp 300 Juta, Bisa Hemat Rp 952 Ribu per Bulan
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menunjukkan simulasi pemanfaatan dana Tapera bisa menghemat cicilan pembelian rumah tapak atau rumah susun hingga ratusan ribu per bulan.
Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho membandingkan peserta KPR Tapera dengan KPR Komersil yang sama-sama memiliki gaji Rp 6 juta per bulan dan masuk dalam golongan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Dalam simulasi tersebut, peserta Tapera mengambil KPR senilai Rp 300 juta untuk tenor 20 tahun. Dia dikenakan uang muka (DP) 1% dan pemerintah memberikan bantuan DP sehingga plafon KPR turun jadi Rp 297 juta.
Jika mengambil KPR Tapera, peserta dikenakan suku bunga tetap 5% per tahun dan cicilan bulanan Rp 1,96 juta. Sementara KPR Komersil dikenakan suku bunga lebih tinggi yaitu suku bunga mengambang 11% dengan cicilan Rp 3,06 juta.
Selain cicilan bulanan, dalam simulasi tersebut peserta juga dikenakan beban tabungan Tapera sebesar 3% menjadi Rp 180 ribu. Dengan begitu, total beban konsumen atau peserta Tapera menjadi Rp 2,14 juta per bulan.
2. Serikat Pekerja Desak Jokowi Batalkan Iuran Tapera, Siapkan Aksi Besar
Rencana pemerintah memberlakukan iuran Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera mulai 2027 nanti memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Tak hanya pengusaha dan warganet yang menolak, serikat buruh menentang kebijakan ini dan berencana menyiapkan aksi unjuk rasa skala besar.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, mendesak pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 24 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (PP Tapera).
Menurut Said Iqbal, setidaknya ada enam alasan mengapa Tapera harus dicabut.
3. Presiden AS Joe Biden Usul Pembangunan Ulang Besar-besaran di Gaza
Presiden Amerika Joe Biden pada Jumat (31/5) memaparkan proposal tiga fase gencatan senjata Israel di Gaza, Palestina. Ini sebagai imbalan atas pembebasan sandera Israel oleh Hamas.
“Sudah waktunya perang ini berakhir,” kata Joe Biden, dikutip dari Reuters, Sabtu (1/6).
Pada akhirnya, Presiden Amerika itu mengusulkan pembangunan ulang besar-besaran di Gaza.
"Mereka ingin menduduki Gaza. Mereka ingin terus berperang selama bertahun-tahun dan penyanderaan bukanlah prioritas mereka. Saya sudah mendesak para pemimpin di Israel untuk mendukung kesepakatan ini, meskipun ada tekanan yang datang," Biden menambahkan.
Dia memohon kepada Israel untuk tidak melewatkan kesempatan gencatan senjata. “Saya meminta Anda untuk mengambil langkah mundur. Pikirkan apa yang akan terjadi jika momen ini hilang?” pesan Biden kepada Israel.
4. Jokowi Minta Produksi Minyak Blok Rokan Ditingkatkan Jadi 200.000 Bph
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan peningkatan produksi minyak hingga 200 ribu barel per hari di Blok Rokan, Provinsi Riau. Produksi blok migas terbesar di Indonesia ini terus meningkat usai Pertamina mengambil alih pengelolaannya dari Chevron pada Agustus 2021.
“Blok Rokan di Dumai, di Provinsi Riau ini sudah 100% dimiliki oleh Pertamina, dimiliki oleh negara kita Indonesia, dan dikelola 100% oleh anak-anak bangsa sendiri,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan keterangan pers di Pasar Senggol Kota Dumai, Provinsi Riau, Sabtu (1/6).
Sejak dikelola oleh anak bangsa, kata Presiden, produksi minyak di Blok Rokan mengalami peningkatan signifikan. Jika sebelumnya saat dikelola Chevron Blok Rokan menghasilkan 130 ribu barel minyak per hari, maka setelah diambil alih Pertamina menjadi 162 ribu barel per hari.
“Artinya dikerjakan oleh anak-anak kita sendiri itu terjadi peningkatan dan itu yang baik. Saya memberikan target agar bisa di atas 200 ribu barel per hari,” katanya.
Terkait strategi pencapaian target, Presiden menyatakan bahwa Pertamina sudah mulai menggunakan teknologi baru yang menjanjikan. Menurutnya, saat ini teknologi tersebut sudah diimplementasikan pada satu sumur dan menghasilkan produksi yang berlipat.
5. Puluhan Orang Meninggal karena Gelombang Panas di India
Setidaknya 33 orang meninggal diduga karena gelombang panas atau heatwave di India akhir pekan ini. India sedang mengalami musim panas yang terik dan sebagian ibu kota Delhi mencatat suhu tertinggi di negara itu sebesar 52,9 derajat Celcius minggu ini.
Departemen Meteorologi India (IMD) menyatakan gelombang panas yang terjadi di India timur kemungkinan masih berlanjut. Sebagai informasi, suatu kondisi disebut gelombang panas ketika suhu mencapai 4,5 C hingga 6,4 C lebih tinggi dari biasanya.
Salah satu pejabat negara bagian India, Bihar, menyatakan bahwa setidaknya 10 petugas Pemilu juga jadi korban gelombang panas tersebut.
Banyak petugas pemilu biasanya diharuskan bertugas sepanjang hari, bahkan sering kali di luar ruangan. Sebagian wilayah Bihar memberikan suaranya pada putaran terakhir pemungutan suara pada hari Sabtu (1/6).