Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah mengantongi dukungan dari Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk sebagai calon gubernur maju di Pilgub Jakarta. Dua partai lain yakni PDIP dan PKS juga menawarkan posisi calon wakil gubernur yang akan menjadi pendamping Anies.
Peneliti Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Nicky Fahrizal, mengingatkan ada satu hal yang wajib dimiliki calon wakil gubernur pendamping Anies. Hal ini adalah basis dukungan kuat di Jakarta, karena lawannya adalah Ridwan Kamil yang didukung Koalisi Indonesia Maju, pemenang Pilpres 2024.
“Cawagub harus benar-benar punya elektabilitas dan popularitas tinggi. Itu syarat yang memang enggak bisa ditawar lagi, karena lawannya punya hal yang serupa, atau mungkin di atas mereka,” kata Nicky dalam sambungan telepon dengan Katadata, Rabu (19/6).
Selain itu, calon wakil gubernur harus mampu merangkul elemen masyarakat yang belum bisa Anies jangkau. Terlebih, Nicky melihat sisa-sisa sentimen Pilkada 2017 lalu masih terasa di masyarakat.
PDIP sendiri menjadi lawan Anies di Pilkada 2017, sementara PKS mengusung Anies. Oleh sebab itu, PKS tidak memiliki tantangan serius bila mendukung Anies dalam Pilkada 2024. Partai berwarna oranye ini cukup mengomunikasikan keberlanjutan pembangunan atau tata kelola ke publik Jakarta.
“Yang paling berat dari sisi PDIP, mereka harus bisa meyakinkan basis konstituennya, alasan-alasan mendasar mengapa sekarang mendukung Anies,” kata Nicky.
Ia menjelaskan, bisa ada perbedaan ideologi bila PDIP mendukung Anies. Karena basis konstituen PDIP besar, ia harus mampu meyakinkan basisnya mendukung Anies.
“Dan rata-rata residu Pilgub 2017 yang kecil-kecil ini kan pendukungnya Pak Ahok. ini militan biasanya dan harus diyakinkan,” ujar Nicky.
PKS sudah menyiapkan sejumlah nama sebagai calon wakil gubernur (cawagub) pada pemilihan kepala daerah Jakarta. Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyatakan beberapa nama yang ditawarkan PKS sebagai cawagub yakni mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan alias Aher, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, juga mantan Presiden PKS Sohibul Iman.
Jazuli menyebut beragam nama dalam opsi itu bukanlah pilihan permanen yang tak bisa dinegosiasi.
"Kan keinginan gitu loh, kita tuh dalam politik bisnis, dalam hidup itu jangan harga mati terus dong kita harga hidup gitu loh," katanya. Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menyebut wajar bila PKS mengajukan kader sebagai cawagub pendamping Anies Baswedan.
PDIP juga telah menggodok nama kader untuk berpasangan dengan Anies. Salah satu nama yang diisukan maju adalah Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi.
Anies sendiri masih belum ingin berkomentar terkait usulan nama calon wakil gubernurnya di Pilkada Jakarta. Baginya, sekarang masih proses di partai, belum sampai kepada pasangan. Ia pun menghormati semua kebijakan partai.
“Fase ini belum fase pembahasan nama pasangan. fase ini adalah bagaimana dari partai-partai itu terpenuhi dulu," ucapnya di Sekretariat Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila, Jakarta, Rabu (19/6).