Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mengusung Mohamad Sohibul Iman sebagai calon gubernur di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta. Keputusan itu sekaligus menutup peluang PKS mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan di Pilkada.
Sebelum mengumumkan mengusung Sohibul, PKS disebut-sebut mempertimbangkan nama Anies untuk diusung kembali di Jakarta. Pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024, PKS merupakan partai utama yang mengusung Anies melawan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Di Pilkada Jakarta, PKS sebelumnya memang sempat membidik nama Anies. Meski begitu ada dorongan di internal partai untuk mengusung kader sendiri di Jakarta ketimbang kembali mendukung Anies.
Di Jakarta, PKS merupakan partai pemenang pemilu dengan perolehan 1.012.028 atau sekitar 16,68% dari total 6.067.241 suara sah. Dengan suara itu PKS memperoleh 18 kursi di DPRD Jakarta naik 2 kursi dibanding pemilu 2019-2024.
Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri mengatakan putusan partai untuk mengusung Wakil Ketua Majelis Syuro PKS itu di Pilkada Jakarta sudah bulat. Keputusan itu menurut Ahmad diambil setelah diskusi berjenjang.
“Sebagai Partai pemenang di Jakarta, PKS memutuskan akan memperjuangkan kader terbaiknya sebagai Calon Gubernur Jakarta,” ujar Mabruri seperti dikutip Senin (24/6).
Menurut Mabruri sejak awal Presiden PKS Ahmad Syaikhu sudah memberikan arahan kepada jajaran partainya agar mengusung kader sendiri pada Pilkada Jakarta 2024. Nama Sohibul Iman, kata dia, akhirnya ditetapkan sebagai bakal calon gubernur untuk diusung pada Pilkada Jakarta 2024 dalam rapat internal yang dilakukan partainya
Mabruri mengatakan Sohibul Iman merupakan figur yang memiliki integritas dan kapasitas yang mumpuni. Sohibul sebelumnya pernah memimpin PKS dan menjabat presiden partai pada periode 2015-2020. Di bawah kepemimpinannya, PKS mengalami peningkatan suara dan kursi secara signifikan dari 8,46 juta suara (6,77%) di 2014 menjadi 11,49 juta suara (8,21%) di 2019, atau meningkat dari 40 kursi di 2014 menjadi 50 kursi di 2019.
“Artinya beliau memiliki kepemimpinan yang teruji dalam membawa PKS naik kelas. Beliau juga memiliki jejak yang panjang di dunia politik,” ujar Mabruri.
Sohibul merupakan politikus PKS yang duduk di DPR selama tiga periode berturut-turut dari 2009 hingga 2024. Sebelum terjun di dunia politik, Sohibul Iman juga dikenal sebagai seorang teknokrat dan cendekiawan Muslim dan pernah bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
“Sohibul Iman ini figur yang tepat untuk memimpin Jakarta. beliau adalah perpaduan antara seorang birokrat yang handal, politisi yang mumpuni, dan intelektual yang disegani di dunia pendidikan,” ujar Mabruri.
Partai Pendukung Anies di Pilkada
Sementara itu, Anies Baswedan saat ini telah diusung secara resmi oleh Partai Kebangkitan Bangsa. Di Jakarta, PKB merupakan peraih suara keenam terbanyak dengan 470.652 suara atau 7,76 persen.
Suara PKB berada di bawah partai lain seperti Disusul Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) sebanyak 850.174 suara atau 14,01 persen.
Kemudian, Partai Gerindra sebanyak 728.297 suara atau 12%. Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sebanyak 545.235 suara atau 8,99% dan Partai Golongan Karya dengan 517.819 suara atau 8,53%.
Di bursa calon gubernur Jakarta, nama Anies juga dibidik oleh Partai Nasdem, dan PDIP. Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga mengungkapkan partainya tengah melakukan kalkulasi bila memasangkan Anies dengan kader partai berlogo kepala banteng bermoncong putih di Pilkada Jakarta.
Eriko menyebut Anies masuk dalam salah satu radar yang berpeluang dimajukan PDIP di Pilkada Jakarta. Menurut Eriko perolehan suara Anies di Pilpres 2024 menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan partainya. Suara Anies dianggap tak terlalu terpaut jauh dengan pasangan calon Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani pun menilai Anies cukup diperhitungkan dalam bursa calon Gubernur DKJ. “Menarik juga Pak Anies,” kata Puan kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/6). Kendati demikian, Eriko mengatakan, secara matematis tak sesimpel menggabungkan perolehan suara yang diperoleh kubu 01 dan 03 di Pilpres untuk menjadi patokan kemenangan di Pilkada.