Ruang Gerak Anies di Pilgub Terbatas Usai PKS Majukan Sohibul Iman

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.
Anies Baswedan (keempat kiri) dan Muhaimin Iskandar (ketiga kanan) bergandengan tangan dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu (keempat kanan), Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi (kedua kanan) dan jajaran petinggi PKS saat bertemu pascaputusan sengketa Pilpres oleh MK, di Kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa (23/4/2024).
Penulis: Yuliawati
24/6/2024, 16.22 WIB

Peta politik pemilihan gubernur Jakarta berubah seiring langkah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengajukan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur. Keputusan ini akan mempengaruhi peluang Anies Baswedan maju sebagai bakal calon gubernur.

Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mengatakan majunya Sohibul bakal berdampak pada Anies Baswedan. Majunya Sohibul berpotensi memecah suara pendukung Anies di Jakarta.

"Saya pikir nominasi Sohibul Iman sebagai bacagub memang berpotensi akan memecah basis suara pendukung Anies Baswedan yang ada di akar rumput terutama segmen pemilih religious," kata Wasisto dihubungi Katadata, Senin (24/6).

Suara pendukung PKS ini terbilang besar yang membuat partai ini berada pada nomor satu pada Pemilu DPRD Provinsi DKI Jakarta 2024. Sehingga, hilangnya suara dukungan PKS kepada Anies diperkirakan akan mengubah proses pencalonan Anies. "Situasi ini akan berdampak pada proses nominasi AB sebagai bacagub," kata dia.

Meski tak mengantongi dukungan PKS, popularitas Anies masih menjadi daya tarik bagi partai politik lain. Beberapa partai yang melirik Anies di antaranya PDIP dan PKB.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai PKS sengaja memajukan Sohibul untuk mengantisipasi keseriusan tawaran posisi calon wakil gubernur (cawagub) dari partai lain.

PKS termasuk partai politik yang banyak dilirik oleh kontestan lain agar kadernya mengisi posisi cawagub pada Pilkada Jakarta. Salah satunya Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang menyodorkan tawaran posisi cawagub pendamping Ridwan Kamil.

"Dalam konteks itu, sepertinya PKS sengaja memunculkan kader mereka untuk mengantisipasi keseriusan tawaran untuk menjadi pendamping Ridwan Kamil," kata Adi dikutip dari Antara.

Ia mengatakan PKS menargetkan tak mau kehilangan momentum untuk bisa mengusung kadernya sendiri pada Pilkada Jakarta 2024, baik sebagai calon gubernur maupun calon wakil gubernur.

"Pada saat yang bersamaan, misalnya PKS tentu juga menyiapkan Sohibul Iman sebagai upaya untuk bisa disandingkan dengan Anies Baswedan karena memang harus diakui PKS itu ya cukup identik dengan Anies Baswedan," katanya.

Selain variabel raihan suara tertinggi pada Pileg 2024 di Jakarta yang menjadi alasan PKS memajukan kadernya pada Pilkada Jakarta 2024, dia menilai PKS memang kerap menyodorkan kader internalnya untuk ikut berkontestasi pada pilkada.

"PKS itu adalah partai kader yang memang sejak awal selalu menyorongkan kader internal mereka untuk bertanding pada pilkada,” ujarnya.

Berangkat dari argumentasi tersebut, dia menganggap wajar apabila PKS memutuskan untuk mengusung Sohibul Iman sebagai cawagub pada Pilkada Jakarta 2024.

"Saya kira cukup rasional kalau kemudian PKS itu mengusung kadar internal mereka, Sohibul Iman, untuk maju dalam Pilgub Jakarta," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.

Pada Minggu (23/6), PKS mengumumkan mengusung Sohibul Iman sebagai bacagub Jakarta. Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri mengatakan bahwa PKS meraup suara tertinggi di Jakarta pada Pemilu 2024 sehingga memutuskan akan memperjuangkan kader terbaiknya sebagai calon gubernur pada Pilkada 2024.

Adapun sosok yang akan mendampingi Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta 2024 masih menunggu komposisi koalisi terbentuk.

Reporter: Amelia Yesidora, Antara