Organisasi global untuk eksplorasi laut, OceanX, bekerja sama dengan pemerintah tergabung dalam "Misi Indonesia 2024" turut meneliti patahan megathrust. Tujuannya sebagai upaya untuk menyiapkan mitigasi kebencanaan.
"Penelitian sudah dilakukan tetapi kita belum bisa bocorkan karena itu wewenang BRIN," kata Plt Sekretaris Deputi (Sesdep) Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Aniza Suspita di Padang, Senin (24/6).
OceanX, bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), juga Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia telah menyelesaikan tahap kedua dari misi eksplorasi 'Misi Indonesia 2024' di Padang, Sumatera Barat. Eksplorasi tahap kedua ini telah dimulai sejak 15 Mei 2024 lalu.
Aniza menyampaikan dalam penelitian tersebut Kemenko Marves lebih memfasilitasi penelitian yang dilakukan OceanX bersama BRIN. Riset tentang megathrust ditujukan untuk menyiapkan langkah-langkah apabila terjadi bencana alam terutama gempa bumi dan tsunami.
Penelitian tersebut ditujukan untuk mengetahui dimana saja titik-titik potensi gempa bumi. Artinya, riset organisasi nirlaba eksplorasi laut global OceanX, untuk menyiapkan mitigasi kebencanaan di Tanah Air. Riset ini dinilai penting mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang berada dalam kawasan ring of fire atau cincin api.
Sejauh ini tim peneliti sudah mengumpulkan sejumlah dokumentasi berupa foto dan data terkait patahan megathrust. Namun, untuk kajian mendalam peneliti OceanX masih membutuhkan waktu untuk menyampaikannya ke publik.
"Kajian detail belum ada karena setiap harinya peneliti mengambil sampel," ujarnya.
Misi Indonesia 2024 menjadi bagian dari komitmen jangka panjang untuk mengeksplorasi perairan di kawasan Asia Tenggara, dan meningkatkan pemahaman global tentang salah satu kawasan laut dengan keanekaragaman hayati paling tinggi dan berpotensi terancam di dunia.
OceanX memulai serangkaian ekspedisi penelitian di Indonesia dengan kapal OceanXplorer dengan produksi media tercanggih di dunia. Sebelum Indonesia, OceanX meluncurkan fokus tahun jamak Asia Tenggara di Singapura pada 8 Maret 2024, dan menjadikan negara tersebut sebagai titik pertemuan pusat untuk operasi regional.
Misi ini dimulai pada 8 Mei di Batam, Kepulauan Riau dan berlanjut hingga 25 Agustus 2024 dan berakhir di Bitung, Sulawesi Utara. Selama lima tahap penelitian, OceanX, Kemenko Marves dan BRIN akan memanfaatkan teknologi generasi terbaru.