Kabar adanya wacana agar satu keluarga memiliki satu anak perempuan tengah ramai dibicarakan di media sosial. Berita ini berkembang setelah Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkap adanya potensi penurunan angka kelahiran atau total fertility rate (FTR) dalam beberapa tahun terakhir.
Adanya permintaan dari pemerintah agar satu keluarga memiliki minimal satu anak perempuan dibantah oleh Hasto. Ia mengatakan tidak pernah ada himbauan dari BKKBN soal hal itu.
Menurut Hasto sebelumnya ia hanya menyampaikan bahwa diharapkan angka kelahiran bisa terjaga dalam beberapa waktu ke depan. Ia menyebut harapan dari pemerintan bukan kewajiban satu keluarga punya satu anak perempuan melainkan hanya angka rata-rata di setiap rumah tangga.
"Rata-rata lho. Kalau depan rumah saya punya anak perempuan dua belakang saya gak punya anak perempuan pas sudah," kata Hasto di Magelang seperti dikutip Minggu (7/7).
Ia menyampaikan harapan agar satu keluarga punya satu anak perempuan itu supaya penduduk tumbuh seimbang. Menurut dia keberadaan anak perempuan akan menjadi harapan agar jumlah kehamilan tetap terjaga di masa mendatang.
"Itulah makna bahwa rata-rata, jangan diterjemahkan satu perempuan wajib punya anak satu," katanya.
Sebelumnya ia mengatakan bahwa saat ini terdapat pergeseran pernikahan dari sebelumnya untuk melanjutkan keturunan menjadi alasan lain. Bahkan terdapat pula keluarga yang berkomitmen untuk tidak memiliki anak. Atas alasan itu ia mengimbau kepada pendamping keluarga untuk memotivasi teman-teman yang ada di lini lapangan.
Hasto menyampaikan saat ini masyarakat dihadapkan pada tantangan waktu untuk memanfaatkan bonus demografi yang semakin dekat. Karena itu perlu kesadaran bersama dari masyarakat untuk menciptakan keluarga yang tenteram dan mandiri.