Joko Widodo (Jokowi) meminta maaf atas kesalahan dalam menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia selama masa kepemimpinannya yang masuk satu dekade terakhir. Jokowi akan menanggalkan jabatan sebagai presiden setelah habis masa jabatan pada 20 Oktober mendatang.
Permintaan maaf ini disampaikan saat acara Dzikir dan Doa Kebangsaan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8) malam. Jokowi juga mengatasnamakan Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk memohon maaf di hadapan ribuan undangan pada acara pembuka yang memulai rangkaian kegiatan Bulan Kemerdekaan menjelang HUT ke-79 RI tersebut.
"Izinkanlah saya dan Profesor K.H. Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini, khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia," kata Jokowi.
Dia dan Wapres Ma'ruf Amin tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak. Keduanya tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak.
"Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Hanya milik Allah, Kerajaan Langit dan Bumi serta apapun yang ada di dalamnya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu," kata dia.
Presiden mengajak kepada seluruh hadirin undangan untuk berdoa bersama, memohon pertolongan Allah SWT agar diberikan kemudahan untuk meraih cita-cita bangsa yang maju, bangsa yang baldatun, thayyibatun, wa rabbun ghofur.
Ketua MUI Menyambut Permintaan Maaf Jokowi
Setelah Jokowi memberikan sambutan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Iskandar menjawab permohonan maaf yang diucapkan oleh Jokowi. Anwar mengatakan jabatan yang diemban oleh Jokowi dan Ma'ruf sebagai presiden dan wakil presiden merupakan posisi yang tidak mudah.
"Pak Jokowi tadi menyampaikan bersama Kiai Ma'ruf minta maaf, kalau boleh saya boleh mewakili saudara semua, kami maafkan Pak. Bahkan mungkin kami lebih dari minta maaf karena telah bikin repot, kadang suudzon saja. kenal yang engga, ketemu ya engga, mengumpat terus," ujar Anwar.
Acara zikir kebangsaan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Qadarasmadi Rasyid dengan sari tilawah oleh Rani Indira. Zikir kebangsaan kemudian dipimpin oleh K.H. Muhyiddin Tohir, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, Sulawesi Selatan. Acara ditutup dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang memimpin doa kebangsaan didampingi oleh lima tokoh lintas agama.
Adapun tokoh lintas agama yang hadir antara lain, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) Pdt. Ronny Mandang, Bimas Katolik RD. Agustinus Heri Wibowo, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia I Nyoman Warta, Dewan Penasehat Sangha Theravada Indonesia Bhikkhu Dhammasubho Maha Thera, dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) WS Sunarta Hidayat.
Turut hadir pula sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, para anggota Organisasi Aksi dan Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju, para tokoh lintas agama, para ulama, hingga para santri dari Majelis Zikir Hubbul Wathon.