Pakar politik menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tengah ragu dalam menentukan langkah politiknya pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta tahun ini.
Pakar juga menilai ada poin positif dan negatif PDIP jika mengusung Anies. Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago menganggap Anies sebagai sosok yang paling berpotensi mampu mengalahkan pasangan Ridwan Kamil- Suswono di Pilgub Jakarta.
Namun di sisi lain, langkah tersebut dikhawatirkan dapat menghambat kaderisasi partai untuk panggung politik nasional di masa mendatang. Ia menilai, pemilihan Anies bisa merusak masa depan politik Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Ganjar Pranowo yang selama ini telah dibangun oleh PDIP.
“Dengan PDIP mendukung Anies, (kans politik) Ganjar akan mati di Pilpres 2029, begitu juga Ahok akan kehilangan panggung di Jakarta,” kata Arifki saat dihibungi lewat sambungan telepon pada Selasa (27/8).
Menurut Arifki, dukungan PDIP terhadap Anies dapat mengikis elektabilitas Ganjar dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2029. Demikian pula dengan Ahok yang pernah menjadi gubernur Jakarta mungkin akan kehilangan pengaruh atau kesempatan untuk kembali berlaga di panggung politik Jakarta.
PDIP belakangan ini dikaitkan sebagai promotor duet Anies-Rano Karno di Pilgub Jakarta. Narasi tersebut kini menjadi pertanyaan seiring mencuatnya pasangan Pramono Anung-Rano Karno.
Arifki mengatakan sosok Ahok maupun Pramono belum mampu bersaing jika dihadapkan dengan pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang mendapat dukungan dari 12 partai politik. “Saya rasa mereka belum begitu bersaing untuk menang di Jakarta. Maka menurut saya pilihan pertama lebih kepada Anies,” ujarnya.
Arifki mengatakan, apabila PDIP menjatuhkan pilihan untuk mendukung Anies, langkah tersebut juga berpotensi menarik dukungan tambahan dari bekas pendukung Anies di Pilpres 2024, yakni NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
NasDem dan PKB saat ini merupakan dua dari 12 anggota partai politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang menyatakan dukungan kepada Ridwan Kamil-Suswono. “Pada sisi lain kita akan melihat apakah NasDem dan PKB akan bermanuver ulang,” ujar Arifki.
Senin kemarin (26/8), PDIP batal mengumumkan dukungan kepada Anies sebagai bakal calon gubenur Jakarta. Padahal Anies sudah tiba di kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat pukul 11.50 WIB.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id dari sejumlah sumber, beberapa anggota PDIP belum setuju dengan kebijakan partai untuk mencalonkan Anies. Bahkan, lantaran sangat alotnya perdebatan, beberapa anggota mengancam keluar dari partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut.
"Jadi tidak dapat diumumkan hari ini. Belum batal (pencalonan Anies oleh PDIP), tapi kemungkinan pengumumannya ditunda," kata seorang sumber Katadata.co.id.
Sementara itu, Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan Pramono Anung untuk maju di Pilgub Jakarta 2024.
"Kemarin memang Pak Pramono dipanggil Ibu (Megawati) dan diminta untuk mencalonkan, calon gubernur DKI," kata Olly saat dihungi awak media, Selasa (27/8).