Istana Kepresidenan menanggapi rencana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mengusung Sekretaris Kabinet Pramono Anung di pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta tahun ini. Pramono merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP periode 2005-2010.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi mengatakan bahwa rencana PDIP untuk mencalonkan Pramono Anung sebagai bakal calon gubernur Jakarta merupakan hak warga negara yang diatur secara sah oleh konstitusi.
"Jadi tidak ada yang bisa menghalangi dan menurut saya orang-orang terbaik layak untuk maju sebagai calon di pemilihan kepala daerah," kata Hasan kepada wartawan di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (27/8).
Hasan mengatakan, narasi mengenai rencana PDIP untuk mengusung Pramono Anung sebagai bakal calon kepala daerah bukan hal aneh dan wajar-wajar saja.
"Kadang kita ini terlalu cepat bereaksi terhadap satu rumor. Jadi lebih baik nanti ketika pengumuman resminya sudah ada, nanti kami tanggapi secara resmi," ujar Hasan.
Sebelumnya, Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan Pramono Anung untuk maju di Pilgub Jakarta 2024.
"Kemarin memang Pak Pramono dipanggil Ibu (Megawati) dan diminta untuk mencalonkan, calon gubernur DKI," kata Olly saat dihubungi awak media, Selasa (27/8).
Setelah mendapatkan perintah dari Megawati itu, Olly mengatakan Pramono berkoordinasi dengan sejumlah orang lainnya. Olly mengatakan Pramono Anung bersedia maju memperebutkan kursi nomor satu di Jakarta. "Dia telpon ke istrinya, dan ternyata atas permintaan Ibu ya bersedia," kata Olly.
Sebelumnya, nama mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan mencuat sebagai kandidat yang akan diusung PDIP di Pilgub Jakarta 2024. Namun, hingga pengumuman calon gelombang ketiga di kantor DPP PDIP, nama Anies tak ikut diumumkan.
Beredar informasi, Anies pun telah tiba di markas banteng pada acara pengumuman calon itu, beredar pula foto Anies duduk bersama Rano Karno. Olly mengaku tak tahu di balik tak adanya pencalonan Anies itu. Ia mengaku hanya mengetahui bahwa Megawati memerintahkan Pramono dan disambut kesanggupannya untuk maju di Pilgub Jakarta.