Pemerintah Tidak akan Naikkan Harga Pembelian Beras Demi Jaga Inflasi

ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/YU
Ilustrasi.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
4/9/2024, 15.59 WIB

Badan Pangan Nasional memastikan tidak akan menaikkan harga pembelian pemerintah atau HPP beras di tingkat penggilingan. Harga beras di tingkat penggilingan yang mencapai Rp 12.100 per kilogram saat ini membuat Perum Bulog hanya dapat menyerap beras lokal sebanyak 200 ribu ton dari perkiraan surplus beras Agustus-Oktober 2024 sebanyak 1 juta ton.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, Harga Pembelian Pemerintah atau HPP terhadap beras di tingkat penggilingan adalah Rp 11.000 per kg. Oleh karena itu, menurut dia, Bulog tidak mungkin menyerap banyak beras lokal saat produksi di dalam negeri rendah.

"Jangan sampai kami menaikkan HPP beras, tapi produksinya rendah. Artinya, kenaikan HPP hanya akan mengangkat harga beras di tingkat konsumen," kata Arief dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Rabu (4/9).

Oleh karena itu, Arief mengusulkan agar produksi beras di dalam negeri setidaknya mencapai 35 juta ton per tahun. Ia menekankan, pengadaan Cadangan Beras Pemerintah akan memprioritaskan produksi lokal.

Namun demikian, Arief mengakui harus menjaga stabilitas harga beras di dalam negeri agar tidak mengerek inflasi nasional. Oleh karena itu, Arief mengatakan pemenuhan CBP akan terpaksa dipenuhi dari beras impor jika situasi tidak memungkinkan.

"Penyerapan beras lokal untuk kebutuhan CBP akan sulit, tapi Bulog masih dapat menyerap beras produksi dalam negeri secara komersial," katanya.

Arief memaparkan, kontribusi harga beras pada inflasi Agustus 2024 mencapai 0,43% secara tahunan. Capaian tersebut membuat beras menjadi komoditas dengan kontribusi tertinggi dari kelompok belanja rumah tangga bulan lalu.

Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi sebelumnya menilai, kondisi harga beras saat ini cukup unik. Ia menemukan tren harga beras di pasar cenderung lesu. Berdasarkan data Bapanas, rata-rata nasional harga semua jenis beras sepanjang 30 hari berfluktuasi. Walau demikian, harga beras medium dan premium menunjukkan tren pelemahan sejak akhir pekan lalu, Jumat (23/8).

Rata-rata nasional harga beras premium susut Rp 400 per kg menjadi Rp 15.550 per kg hari ini, Jumat (30/8). Sementara itu, rata-rata nasional harga beras medium memuncak senilai Rp 13.620 per kg dan susut Rp 30 per kg menjadi Rp 13.590 per kg.

Maka dari itu, Bayu menilai stok di tingkat pedagang cukup banyak yang membuat harga beras masuk tren penurunan. Alhasil, Bayu berpendapat stok beras nasional hingga Oktober 2024 terjaga.

Badan Pusat Statistik memproyeksikan neraca produksi beras Agustus-Oktober 2024 mencatatkan surplus 1,07 juta ton. Ia menyampaikan, proyeksi tersebut berpotensi menekan ketergantungan beras impor selama tiga bulan ke depan.

Proyeksi produksi beras per Agustus 2024 mencapai 2,84 juta ton atau tertinggi selama tiga tahun terakhir. Sementara itu, produksi Oktober 2024 mencapai 2,59 juta ton menjadi yang tertinggi selama lima tahun terakhir.


Reporter: Andi M. Arief