Uya Kuya Minta Publik Tak Remehkan 22 Artis yang Jadi Anggota DPR

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.
Uya Kuya bersama istrinya, anggota DPRD terpilih Astrid Khairunnisa atau Astrid Kuya (kiri) di Gedung DPRD Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Penulis: Amelia Yesidora
Editor: Yuliawati
1/10/2024, 13.18 WIB

Terdapat 22 artis yang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2024-2029. Para artis menjadi bagian dari 580 anggota DPR yang dilantik hari ini.

Anggota DPR RI Uya Kuya mengajak masyarakat untuk memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada anggota dewan yang berlatar belakang artis.

"Kasih kesempatan dahulu buat artis-artis yang terpilih ini untuk menunjukkan kinerjanya," kata Uya Kuya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10).

Uya mengatakan public jangan meremehkan para artis, karena potensi mereka bisa bekerja lebih baik. "Jangan-jangan artis-artis yang jadi DPR ini justru lebih berdampak ketimbang yang bukan artis," kata dia.

Meski begitu, Uya Kuya tidak ingin sesumbar usai menjadi anggota DPR selama lima tahun ke depan.

"Yang penting 'kan bukan penampilan, bukan fisik kami di DPR, melainkan adalah integritas kami. Intinya itu. Akan tetapi, saya juga tidak menyalahkan masyarakat yang skeptis sama artis," ujarnya.

Uya Kuya berjanji akan vokal saat menjadi anggota DPR seperti yang dilakukan dalam siniar pribadinya.

"Kalau lihat podcast (siniar, red.) saya, apa yang saya lakukan itu mungkin bisa lebih berani daripada anggota DPR yang ada, dan tidak pernah ada sejarah podcast saya yang mengawal kasus hukum, ada oknum-oknum aparat, apa pun, saya take down (cabut rilisnya, red.)," katanya.

Ia mengatakan, "Walaupun, tekanan itu ada selama ini. Jadi, insyaallah kalau saya di dalam sistem akan lebih vokal lagi."

Untuk penempatan, dia mengharapkan menjadi anggota Komisi I, III, IX, atau X DPR RI. Dia mengatakan akan memperhatikan isu pekerja migran menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian. "Fokusnya pada pekerja migran karena kan dari daerah pemilihan luar negeri," kata dia.

Dia mengatakan Undang-Undang Pekerja Migran Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia secara substansi bagus, tapi penerapannya belum maksimal.

Lelaki bernama asli Surya Utama ini juga menyoroti banyaknya ketidakadilan hukum yang terjadi di masyarakat. Kemudian, ia mengatakan masalah kesehatan juga menjadi momok, salah satunya kasus BPJS yang mengemuka.

Masalah pendidikan juga menjadi perhatian Uya, terlebih saat ini negara sedang membidik Indonesia Emas 2045. Uya merinci Indonesia bakal mendapat bonus demografi pada 2030, yaitu 68% masyarakat berusia produktif.

“Banyak contoh negara gagal memanfaatkan bonus demografi seperti Brazil dan Afrika Selatan. Tidak ada matching skill dengan pekerjaan, jadi pendidikan itu penting,” ujarnya.

Reporter: Amelia Yesidora