Profil M Iftitah Sulaiman, Mantan Ajudan SBY yang Jadi Calon Menteri Prabowo
Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menjadi salah satu tokoh yang dipanggil ke kediaman Prabowo saat presiden terpilih itu tengah mempersiapkan jajaran kabinetnya di Jalan Kartanegara, Jakarta, pada Senin (14/10). Belum jelas apa jabatan yang akan diemban politisi Demokrat tersebut. Namun, Iftitah memastikan bahwa Prabowo memintanya untuk masuk jajaran kabinet.
“Tadi beliau memanggil saya, kemudian saya mewakili Partai Demokrat dan diminta kesediaannya untuk membantu di kabinet,” kata Iftitah saat diwawancara wartawan usai pertemuan tersebut.
Menurut Sulaiman, Prabowo mengatakan padanya bahwa jabatan tersebut sangat strategis karena menyangkut masa depan Indonesia Timur. Prabowo membutuhkan orang yang memiliki latar belakang militer untuk mengemban jabatan tersebut.
“Beliau ingin ada pemerataan pembangunan, tidak hanya di sektor barat, tapi juga timur. Terutama (untuk mendukung) misi beliau (mencapai) pertumbuhan ekonomi di atas 8%,” ujar Iftitah.
Profil Iftitah
Iftitah merupakan mantan perwira TNI yang meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 1999. Dia pernah menjadi Pembantu Asisten Sespri Presiden RI (2011-2015), mendampingi SBY dan Joko Widodo pada awal kepemimpinannya.
Pria kelahiran 10 Maret 1977 itu merupakan lulusan terbaik Akademi Militer pada 1999. Dia dikenal sebagai ahli kavaleri.
Pada awal kariernya, Iftitah lebih banyak bertugas di medan tempur, mulai dari Operasi Rencong pada 2003 hingga Operasi Bantuan Kemanusiaan pasca-tsunami Aceh pada 2005. Setahun berikutnya, Suryanagara terpilih sebagai penjaga perdamaian di Lebanon.
Usai jadi ajudan Presiden pada 2015, Iftitah sempat mengemban jabatan sebagai Komandan Batalyon Kavaleri 4/KC Kodam III Siliwangi. Dia pun memutuskan pensiun dini setelah 20 tahun berkarier di dunia militer.
Karier Pasca Militer
Pasca pensiun, Iftitah mengakuisisi beberapa perusahaan investasi dan konsultan, yang ia gagas dan rintis bersama para mitra bisnisnya. Dia pun sempat menjadi pengajar Universitas Pertahanan.
Ia juga mengaku mengembangkan berbagai perusahaan, yang bergerak dalam bidang investasi hingga energi. Pada 2019, Iftitah bergabung dengan Partai Demokrat.