Atasi Krisis Keuangan, Boeing Incar Dana US$ 25 Miliar dari Saham dan Utang Bank

Netflix
Film Downfall The Case Against Boeing
16/10/2024, 07.11 WIB

Produsen pesawat global, Boeing mengalami kesulitan likuditas dan tengah berjuang melawan krisis keuangan yang besar akibat aksi pemogokan pekerja, masalah operasional dan masalah keselamatan selama bertahun-tahun.

Akibat kondisi itu, utang perusahaan multinasional asal Amerika Serikat (AS) ini makin menggunung. Bahkan Boeing berupaya mencari utang baru demi mengumpulkan total uang tunai US$ 25 miliar. 

Dikutip dari CNN, Rabu (16/10), perusahaan berencana menarik utang baru sebesar US$ 10 miliar dari konsorsium bank. Sementara kebutuhan pendanaan sebesar US$ 15 miliar melalui penjualan saham hingga penerbitan obligasi. 

Padahal, utang perusahaan sudah melonjak dalam enam tahun terakhir karena Boeing mencatatkan kerugian operasional inti lebih dari US$33 miliar . Bahkan, produksi pesawat komersial hampir terhenti akibat pemogokan 33.000 anggota International Association of Machinists (IAM) selama sebulan.

Pembicaraan antara Boeing dan IAM terhenti pada minggu lalu tak menghasilkan rencana negosiasi baru. Pada hari Jumat (11/10), CEO Boeing Kelly Ortberg justru mengumumkan rencana pemangkasan 10% dari 171.000 karyawan di seluruh dunia.

Hal ini diperparang dengan peringkat kredit Boeing yang jatuh ke level investasi terendah dan sejumlah lembaga pemeringkat kredit utama telah memperingatkan Boeing bahwa peringkat mereka terancam turun menjadi obligasi sampah. Hal itu akan meningkatkan biaya pinjaman.

Utang jangka panjang Boeing telah naik dari US$ 10,7 miliar pada Maret 2019 menjadi US$ 53 miliar pada Juni 2024, ketika kecelakaan fatal kedua dari seri 737 Max menyebabkan pesawat itu dilarang terbang selama 20 bulan, yang merupakan pesawat terlaris milik perusahaan tersebut.

Adapun mogok pekerja IAM hanyalah pukulan terbaru. Bulan lalu, perusahaan dan pimpinan serikat pekerja menyetujui kesepakatan sementara yang akan memberikan kenaikan gaji sebesar 25% kepada anggota serikat pekerja selama empat tahun masa berlaku kontrak.

Namun para anggota serikat pekerja sudah bulat menolak kesepakatan tersebut dan melakukan mogok kerja. Tawaran Boeing untuk menaikkan kenaikan gaji menjadi 30% selama masa berlaku kesepakatan juga ditolak oleh pihak serikat pekerja.

Terlepas dari semua masalahnya, Boeing mampu meminjam uang dari konsorsium bank dan kemungkinan akan mampu menjual saham dan obligasi yang dibutuhkannya di bursa Wall Street karena posisi pasar yang unik.

Krisis Boeing yang Terus meningkat

Selama enam tahun terakhir, Boeing telah dihantam berbagai masalah, dari yang memalukan hingga tragis. Dua kecelakaan pesawat 737 Max telah menewaskan 346 orang, sebuah tragedi yang membuat perusahaan mengaku telah bersalah karena menipu Badan Penerbangan Federal selama proses sertifikasi pesawat tersebut.

Seorang hakim federal sedang mempertimbangkan apakah akan menerima atau tidak perjanjian pembelaan Boeing yang mencakup denda hingga US$ 487 juta dan mengharuskan operasional pesawat di bawah pengawasan yang ditunjuk pengadilan. Pengacara keluarga korban kecelakaan berpendapat di pengadilan bahwa hukuman tersebut tidak cukup berat.

Para pelapor telah bersaksi di hadapan kongres bahwa proses produksi Boeing lebih mengutamakan keuntungan daripada keselamatan dan kualitas, yang melanggar peraturan perusahaan itu sendiri.

Hal itu terbukti pada bulan Januari ketika sebuah sumbat pintu terlepas dari sisi pesawat 737 Max yang diterbangkan oleh Alaska Airlines, sehingga meninggalkan lubang menganga di pesawat tersebut, tak lama setelah lepas landas.

Meskipun tidak ada awak pesawat atau penumpang yang terluka parah, insiden tersebut mendorong banyak penyelidikan federal, termasuk menemukan pesawat tersebut telah meninggalkan pabrik Boeing tanpa empat baut yang diperlukan untuk menjaga sumbat pintu tetap di tempatnya.

Persaingan pada Bisnis Pesawat

Boeing dan pesaingnya dari Eropa, Airbus, pada dasarnya adalah satu-satunya perusahaan yang membuat jet ukuran penuh yang dibutuhkan industri penerbangan global. Posisinya sebagai bagian dari duopoli pada dasarnya memastikan kelangsungan hidup mereka. 

Kedua perusahaan memiliki tumpukan pesanan yang akan berlangsung selama bertahun-tahun ke depan. Dan Airbus tidak memiliki kapasitas untuk menerima pesanan Boeing.

Jika sebuah maskapai membatalkan pesanan untuk jet Boeing dan memesannya dari Airbus, maskapai tersebut harus menunggu hingga lima tahun untuk memulai pengiriman pesawat tersebut.

Sehingga akan butuh waktu bertahun-tahun bagi pesaing lain untuk mendapatkan persetujuan untuk pesawatnya sendiri jika mencoba memasuki pasar. Jadi meskipun Boeing telah kehilangan pangsa pasar terhadap Airbus dalam beberapa tahun terakhir, Boeing tidak akan ke mana-mana.

Namun, penghentian produksi 737 Max, serta pesawat kargo 767 dan 777 yang disebabkan oleh pemogokan, akan menciptakan lebih banyak masalah keuangan dalam waktu dekat, karena perusahaan itu memperoleh sebagian besar dari penjualan pesawat pada saat pengiriman.

Selain itu, perusahaan juga mengumumkan pada hari Jumat bahwa seri 777X yang telah lama tertunda, generasi berikutnya dari jet penumpang berbadan lebar itu, akan ditunda lebih lanjut karena masalah yang ditemukan selama uji terbang . Sehingga pengirimannya baru akan dimulai pada 2026.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari