Rekam Jejak Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas yang Terbunuh oleh Israel
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar terbunuh dalam serangan Israel ke Gaza pada Rabu (16/10). Sinwar meninggal dalam pertempuran yang terjadi di Rafah, wilayah selatan Gaza.
"Setelah proses identifikasi jenazah selesai, dapat dipastikanYahya Sinwar telah dibunuh," demikian keterangan militer Israel seperti dikutip dari Al Jazeera pada Jumat (18/10).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kematian Sinwar tak akan membuat serangan ke Gaza akan berhenti. Sedangkan, Iran, sekutu Hamas, mengatakan tewasnya Yahya Sinwar hanya akan membuat perlawanan semakin jadi.
"Selama pendudukan dan agresi masih ada, perlawanan akan tetap ada, karena martir tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi," demikian keterangan Misi Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Yahya Sinwar lahir di Khan Younis pada 61 tahun lalu. Ia menjadi pemimpin Hamas di Gaza pada 2017, sedangkan Ismail Haniyeh memimpin dari Qatar.
Yahya Sinwar dipilih menjadi pemimpin tertinggi Hamas setelah Ismail Haniyeh tewas di Tehran, Iran pada Juli 2024. Haniyeh tewas akibat serangan yang diduga dilakukan Israel, namun Israel tak mengonfirmasikan serangan itu.
Dikutip dari Reuters, menurut pejabat Hamas dan satu pejabat regional, Sinwar telah beroperasi secara rahasia, berpindah-pindah, dan menggunakan utusan tepercaya untuk komunikasi nondigital. Ia tidak terlihat di depan umum sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Yahya Sinwar menjadi anggota Hamas setelah organisasi tersebut didirikan pada tahun 1980-an. Sejumlah orang yang mengenal Sinwar mengatakan komitmennya terbentuk oleh masa kecil yang miskin di kamp pengungsi Gaza serta perlakuan brutal yang diterimanya dalam tahanan Israel.
"Apa yang ada di balik tekadnya adalah keuletan ideologi, keuletan tujuan. Dia tak cepat puas," kata seorang pejabat senior Hamas yang meminta identitasnya dirahasiakan dikutip dari Reuters.
Yahya Sinwar sempat ditangkap pada tahun 1988 dan dijatuhi hukuman empat hukuman seumur hidup. Ia dituduh mengatur penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel dan empat tersangka informan Palestina.
Ia sebelumnya adalah kepala keamanan Al-Majd. Tugasnya melacak, menghukum, serta membunuh warga Palestina yang dituduh bekerja sama dengan dinas rahasia Israel.
Nama Yahya Sinwar juga masuk dalam daftar hitam Pengadilan Kriminal Internasional atau ICC. Jaksa ICC Karim Khan mengajukan permintaan agar Sinwar ditangkap untuk dihadirkan di pengadilan atas serangan 7 Oktober.
Nama lain yang masuk daftar hitam adalah Ismail Haniyeh, kepala sayap militer Hamas Mohammed Diab Ibrahim Masri, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.