Prabowo Ungkap Urgensi Pembentukan Kabinet Gemuk, Bandingkan dengan Eropa Barat

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Presiden Prabowo Subianto (depan, tengah) didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (depan, keempat kanan) berfoto bersama jajaran Menteri dan Kepala Lembaga Tinggi Negara Kabinet Merah Putih yang baru dilantik di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10/2024).
23/10/2024, 18.22 WIB

Presiden Prabowo Subianto berbicara mengenai besarnya jumlah anggota dalam Kabinet Merah Putih yang dipimpinnya saat ini. Hal itu disampaikan Prabowo dalam pengantar sambutan pada Sidang Kabinet Paripurna perdana di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (23/10). 

“Saudara-saudara sekalian, jumlah anggota kabinet kita sebanyak 48 menteri, juga ada badan-badan yang sangat strategis, ini memang lebih banyak dari pemerintah-pemerintah sebelumnya,” kata Prabowo di Kantor Presiden

Dia menyadari jumlah anggota kabinet bisa dianggap tergolong besar. Kendati demikian, kata Prabowo, bangsa Indonesia memang bangsa yang besar, dan menjadi negara keempat terbesar di dunia dari jumlah penduduk.

Prabowo membandingkan luas wilayah Indonesia yang setara dengan wilayah Eropa Barat. Menurut Prabowo Eropa Barat yang luasnya sama justru terbagi dalam 27 negara. 

“Kita satu negara. Mengelola Eropa itu membutuhkan 27 Menteri Keuangan, 27 Menteri Pertahanan, 27 Menteri Dalam Negeri. Saudara-saudara, kita seluas Eropa,” ujar Prabowo.

Lebih jauh dia menyampaikan Indonesia juga memilih sistem politik demokratis. Menurut Prabowo, apabila Indonesia merupakan negara otoriter, mungkin Indonesia cukup menjalankan semua dengan jumlah menteri yang sedikit.

Atas alasan luasnya wilayah itu, Prabowo merasa tidak masalah bila pemerintah bekerja dengan jumlah menteri yang banyak. “Yang penting kita bekerja dengan efisien, yang penting kita tidak bekerja dengan seenaknya,” ujar Prabowo. 

Dia meminta jajaran mengurangi kegiatan yang terlalu seremonial seperti seminar dan sarasehan. Ia pun mengingatkan untuk tidak terlalu banyak diselenggarakan konferensi dan perjalanan luar negeri.

“Kita harus memberi contoh, fokus kita adalah pembangunan ekonomi kesejahteraan rakyat ke dalam. Jangan mengada-ada, studi banding, belajar Pramuka ke negara lain ya. Saya minta efisien,” kata Prabowo.

Potensi Tak Ada Kontrol

Sebelumnya, para pakar politik turut menyoroti formasi Kabinet Merah Putih masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pakar politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan, formasi kabinet gemuk ini dapat memicu beragam situasi.

Ujang mengatakan kabinet gemuk punya dampak positif maupun negatif pada masa depan. Sisi positifnya, kebijakan yang dirancang Prabowo akan mudah dieksekusi. Hal ini karena banyaknya partai dan representasi politik di kabinet.

"Posisi Prabowo semakin kuat. Bisa jadi kebijakan-kebijakan yang diambil dan janji kampanyenya bisa cepat terealisasikan," kata Ujang lewat pesan suara WhatsApp pada Selasa (22/10).

Di sisi lain, Ujang mengatakan ada sejumlah kekuarangan serta dampak negatif yang dapat timbul dari formasi kabinet gemuk Prabowo. Salah satu yang mencolok yakni minimnya mekanisme kontrol untuk saling mengawasi guna mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

"Tidak ada yang kontrol yang menjadi penyeimbang. Ini menjadi persolan dalam menjaga demokrasi yang sehat, kuat dan berkualitas," ujar Ujang.