Prabowo Akui Sulit Tolak Undangan AS dan Cina: Dua Kekuatan Besar Dunia

Antara/Rio Feisal
Presiden Prabowo Subianto menyapa Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati (Titiek) Soeharto, dan putranya Didit Hediprasetyo saat tiba dalam acara deklarasi Gerakan Solidaritas Indonesia di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (2/11/2024).
2/11/2024, 20.18 WIB

Presiden Prabowo Subianto mengaku tidak berani menolak undangan pertemuan bilateral dengan Amerika Serikat (AS) dan Cina, karena kedua negara tersebut merupakan negara dengan kekuatan besar di dunia. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Prabowo dijadwalkan bertemu Presiden Joe Biden di AS dan Presiden Xi Jinping di Cina, sebelum menghadiri KTT APEC di Peru dan KTT G20 di Brasil.

"Begitu diundang ke Tiongkok, Amerika juga undang. Waduh, dua kekuatan besar mengundang. Ya enggak berani saya nolak? Demi rakyat, harus saya berangkat ke situ," kata Prabowo saat memberikan sambutan pada deklarasi Gerakan Solidaritas Nasional di Indonesia Arena Senayan, Jakarta, Sabtu (2/11).

Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya ingin fokus mengurus negara di dalam negeri. Namun kunjungan ke luar negeri kali ini untuk memenuhi undangan AS dan Cina, serta menghadiri KTT APEC dan KTT G20 adalah kewajiban pertama setelah dilantik menjadi presiden.

Prabowo Minta Izin ke Luar Negeri

Kepada para undangan yang hadir, termasuk menteri Kabinet Merah Putih, Prabowo meminta izin untuk melakukan kunjungan luar negeri. Karena kunjungan ini merupakan upaya pemerintah untuk berhubungan baik dengan semua negara.

Prabowo menilai bahwa Indonesia akan mengambil jalan politik tanpa lawan, dan memilih untuk tidak terseret dalam pertikaian antarnegara.

"Karena Indonesia mengambil jalan seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Pemimpin-pemimpin Indonesia, harus menjaga bahwa Indonesia, rakyat Indonesia, bangsa Indonesia, tidak terseret ke dalam pertikaian orang-orang lain. Kita hormati semua negara," kata Prabowo.

Selain itu, dia juga menekankan bahwa Indonesia ingin menjadi negara tetangga dan mitra yang baik, namun tidak ingin menjadi pion.

Reporter: Antara